Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pilih Rapi atau Berantakan?

24 November 2018   14:54 Diperbarui: 24 November 2018   15:43 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto ilustrasi: tribunnews

Frans dan Imelda. Mereka adalah teman-teman saya.

Frans, pria berkacamata, lulusan universitas bergengsi. Bekerja di perusahaan minyak. Ia seorang manager.

Imelda, laki-laki berkaca mata juga, lulusan universitas bergengsi. Sekarang bekerja di perusahaan konstruksi dan design.

Frans dan Imelda adalah orang-orang professional. Mereka sama-sama hebat - setidaknya demikianlah saya menyimpulkan tentang mereka. Saya kebetulan pernah bekerja bersama-sama mereka. Satu tim.

Frans itu hampir mirip seperti saya; sebal melihat ketidakteraturan. Ia selalu menumpuk kertas di meja kantornya dengan sangat rapi - agar tidak terlihat berantakan dan mudah ia mencarinya. Ia selalu men-scanning dan menyimpan rapi hampir semua dokumen penting. Apa-apa saja yang diminta oleh atasannya (file-file kantor), ia hampir selalu memiliki salinannya.

Meja kantornya selalu terlihat rapi. Ia bahkan tidak pernah meletakkan hapenya di sembarang tempat -bahkan posisi hape saja selalu tegak lurus dengan meja kerjanya. Frans adalah orang yang sangat ingin melihat meja kerjanya kembali rapi sebelum Ia beranjak pulang.

Setiap hari aku juga kerap memerhatikan bagaimana ia memarkir mobilnya; sangat rapi dan selalu sejajar dengan garis parkir berwarna kuning.

Frans juga sangat jarang absen. Setidaknya seperti itulah yang sempat saya ingat. Hanya karena hal-hal yang sangat-sangat penting sajalah yang membuatnya merasa terpaksa harus meminta ijin bos nya yang bule itu untuk meninggalkan pekerjaan.

Imelda, teman saya yang lain, adalah kebalikan dengan Frans. Ia sama sekali tidak mirip saya. Saya tak pernah melihat sekalipun kertas-kertas kerja tertata rapi. Dokumen, salinan kontrak, kartu nama, proposal penting tampak berserak-serak di atas meja kerjanya. Imelda kerap meminta bantuan, memanggil anak buahnya, untuk mencarikan selembar kertas yang hilang.

Imelda sangat ceroboh, saya pikir. Itulah yang membuatnya pernah kehilangan dompet. Ia juga pernah kehilangan hape dan kunci mobil. Sekali. Tetapi, bisa saja ia kehilangan lebih dari sekali -karena saya yakin tak semua peristiwa kehilangan ia ceritakan pada saya.

Kisah Frans dan Imelda pun menjadi sangat menarik -setidaknya untuk saya. Seperti apa yang saya tulis di bagian atas tulisan saya ini: kisah mereka tampak menjadi seperti kisah tentang dua tipe karyawan sekaligus tipe manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun