Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ustaz Terkenal dan Ustaz Tidak Terkenal

23 Mei 2018   11:08 Diperbarui: 23 Mei 2018   11:20 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto; kapanlagi.com

Kementerian Agama (Kemenag) baru saja merilis penceramah yang direkomendasikan untuk publik pekan lalu. Menurut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, sebelumnya, bahwa daftar itu dibuat untuk memenuhi permintaan masyarakat yang selama ini kerap meminta rekomendasi penceramah kepada pihaknya.

Namun, daftar 200 penceramah yang direkomendasikan itu menuai pro dan kontra. Hanya selang beberapa hari, Kemenag menarik daftar itu dan menyatakan permintaan maafnya.

Gara-gara rekomendasi penceramah itu, linimasa media sosial menjadi ramai. Tema Ustaz diangkat menjadi topik berita-berita on-line dan sempat menjadi isu menarik.

Kemarin malam, saat kami bertiga - saya dan dua orang teman saya yang lain, bersantai dan melepas penat, kami juga ikut-ikutan membicarakan tema ini. Hingga muncullah pertanyaan dari teman saya, "mengapa tidak ada Ustaz NU yang terkenal di medsos ya mas?" tanya teman saya itu. "Padahal semua tahu, Ustaz-Ustaz NU adalah para ahli agama dengan kemampuan yang sangat mumpuni."  

"Pelaku bisnis rohani itu sama halnya dengan bisnis motivasi. Keduanya sangat menjanjikan saat ini. Mengapa? Karena Ustaz-Ustaz yang terkenal itu bisa memenuhi apa yang diminta oleh pasar. Mereka memanjakan mata, telinga dan mengisi ruang rohani yang dahaga," saya menjawab pertanyaan teman saya itu. Jawaban itu, sebenarnya, adalah kutipan kata-kata teman saya yang lain, yang say abaca di pesan Whatshapp-nya.

Yap, saya sepakat dengan kata-kata teman saya itu. Ustaz-ustaz itu bisa demikian terkenal karena pasar dan karena keinginan belajar agama secara instan. Inilah yang saya yakini menjadi penyebab dan menjadi jawaban kenapa ada Ustaz terkenal dan ada Ustaz tidak terkenal. Fenomena ini jamak terjadi dalam masyarakat kelas menengah urban di kota-kota besar.

Kaum urban -terutama generasi milenial- sangat menyukai segala hal yang serba instan, termasuk agama. Mereka ingin serba cepat dan tidak mau repot. Situasi ini diperkuat dengan semakin majunya teknologi dan mudahnya mereka mengakses internet.

Ketika masyarakat kelas menengah urban butuh sesuatu untuk memenuhi dahaga rohani, mereka banyak mencari penceramah. Kadang hanya sekedar untuk bertanya perkara sepele kehidupan mereka sehari-hari, apakah halal atau haram, apakah boleh atau tidak. Untuk memenuhi rasa dahaga itu, mereka mencari jawaban di benda kecil ukuran 7x15 sentimeter. Saya pastikan, mereka akan meng-klik dan mendengarkan ceramah-ceramah dari Ustaz yang bertengger di urutan pertama di mesin-mesin pencari.

Lalu, mengapa Ustaz-Ustaz itu memilih media sosial?

Saya tertarik dengan salah satu alasan yang diungkapkan salah satu peneliti ilmu pengetahuan, seperti yang saya baca dari salah satu sumber, bahwa ada problematika eksistensi dengan mereka. Ustaz eksis di media sosial untuk menjangkau jemaah, untuk menghindari head-to-head di ruang teologis terbuka, yang sebagian besar dikuasai oleh ulama-ulama NU.

Benarkah demikian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun