Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Peci Pamiri Tajik yang Hampir Tertinggal di Suizenji

2 Agustus 2025   15:31 Diperbarui: 2 Agustus 2025   16:48 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Welcome: dokpri 
Welcome: dokpri 

Setelah masuk ke dalam area taman, sebuah papan bertuliskan "Welcome to Joju-en" menyambut saya, di bawahnya ada tulisan "Suizenji Jojuen is a feudal lord's garden completed in 1671. It is also called suizenji Park."

Informasi Taman: dokpri 
Informasi Taman: dokpri 

Saya membeli tiket masuk seharga 400 yen dan melangkah masuk ke taman.  Di dekat kolam ada papan informasi berupa peta peta lokasi berwarna pastel yang menjelaskan denah taman. Dari peta tersebut saya mengetahui bahwa taman ini tidak hanya terdiri dari lanskap dan kolam, tapi juga ada Danau Ezu, Kebun Botani dan Kebun Binatang Kumamoto, serta Rumah LL Janes, bekas kediaman seorang misionaris asal Amerika. Rasa ingin tahu saya semakin tumbuh.

Jembatan batu: dokpri 
Jembatan batu: dokpri 

Di kejauhan ada dua jembatan batu gaya Meiji yang melintasi aliran air jernih. Gerbang ini seolah menjadi pintu masuk tak resmi menuju dunia dalam taman. Ikan koi warna merah putih, hitam, dan kuning kemasan berenang lambat di permukaan, menciptakan kesan damai yang langsung terasa begitu kaki memasuki jalan setapak di tepi kolam.

Tiket : dokpri 
Tiket : dokpri 

Ketika membeli tiket, saya mendapat selembar leaflet berisi sekilas informasi mengenai taman ini.
Taman ini mulai dibangun oleh Hosokawa Tadatoshi pada 1636 sebagai tempat upacara minum teh. Cucu beliau, Hosokawa Tsunatoshi, melanjutkan pembangunan dan memperluas taman menjadi lanskap bergaya stroll garden khas zaman Edo. Pada 1877, taman sempat hancur akibat Pemberontakan Satsuma yang melanda Kumamoto, tetapi kemudian dibangun kembali  dan pada 1929 ditetapkan sebagai Situs Bersejarah Nasional.

Danau dan pulau kecil: dokpri 
Danau dan pulau kecil: dokpri 

Di depan saya terbentang situ atau danau  besar yang cantik , dihiasi jembatan merah yang melengkung indah, pulau kecil dengan pohon pinus dan tanaman azalea yang rapi, serta ikan koi yang berenang seolah tahu bahwa dirinya adalah bagian dari seni taman ini. Pemandangan ini menggambarkan miniatur jalur Tokaido, rute legendaris yang menghubungkan Kyoto dan Edo, lengkap dengan representasi Gunung Fuji berupa bukit kecil atau tsukiyama yang menjadi titik fokus taman.

Replika Fuji San: dokpri 
Replika Fuji San: dokpri 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun