Sore itu , langkah kami ringan menyusuri trotoar di Zhibek Zholy, jalur pedestrian yang menjadi denyut santai kota Almaty. Angin gunung TianShan bertiup lembut dari selatan, menyapu wajah dan membawakan aroma musim panas yang hampir usai.
Langkah kaki sedikit melambat ketika menyusuri Ulitsa Gogol dan kemudian belok kanan ke Ulitsa Tolebayev. Meskipun udara sejuk menyeruak dari balik pepohonan, mata saya tertarik pada sebuah bangunan besar berkubah yang berdiri tenang di kejauhan.
Di kejauhan, tujuan kami hari itu tampak megah. Arasan, rumah pemandian legendaris di Kazakhstan yang digadang-gadang menjadi puncak dari semua banya, sauna, dan hammam di Asia Tengah
Bangunannya muncul pelan-pelan di ujung jalan, seperti potongan adegan dari film sejarah. Fasad depan yang berbentuk simetris, simfoni batu berwarna krem terang, ditandai dengan kubah tembaga kehijauan yang melengkung halus di atas atap. Lengkung pintu masuknya besar dan kokoh, dengan aksen Asia Tengah dan sentuhan Timur Tengah samar yang terasa lewat desain lengkung, tapi tetap menyatu dalam kerangka Soviet yang tegas dan kaku.
Dari luar, bangunannya seperti pernyataan arsitektur masa Soviet---simetris, berat, dan tak terlalu peduli apakah orang-orang suka atau tidak. Tapi justru itu yang membuat saya penasaran.
Kami terus berjalan memutari gedung. Melihat dari sudut lain, dari samping bangunan, tampak dua menara silinder besar---mengingatkan pada benteng, atau bahkan sarkofagus arsitektural yang menyimpan kehangatan dan rahasia tubuh manusia.
Di halamannya, deretan pohon cemara biru menyambut siapa pun yang datang. Saya berhenti sejenak, memandangi bangunan itu dengan rasa penasaran yang makin besar. Ada perasaan yang familiar---rasa ingin masuk, tapi juga ingin cukup berdiri di luar dan membayangkan apa yang terjadi di dalam.
Kemudian kami masuk ke lobi. Suasananya hangat, tenang, sedikit megah tapi tidak berlebihan. Saya langsung terpesona dengan kemegahan beranda gedung ini,luas megah dengan langit-langit yang tinggi. Di sini, semua orang tahu apa yang harus dilakukan, tidak ada pemandu wisata, tidak ada kesan basa basi tempat wisata. Di balik meja resepsionis, staf menjelaskan dengan ramah: Arasan memiliki tiga zona utama---banya Rusia, hammam Turki, dan sauna Finlandia, lengkap dengan fasilitas VIP, ruang istirahat pribadi, serta pilihan pijat dan scrubbing. Selain itu juga ada hammam Maroko, dengan dekorasi khas Maghribi dan aroma rempah yang eksotis. Saya bayangkan aroma kayu manis dan eukaliptus melayang di ruang uap itu, dan tubuh yang meleleh di antara bebatuan hangatnya.
Tiket masuk dua jam dimulai dari 3.000 tenge, cukup masuk akal. Untuk pengalaman yang lebih privat dan eksklusif, tersedia lounge khusus yang bisa disewa per jam, dengan tambahan layanan teh herbal, buah segar, dan bahkan menu spa ringan. Arasan seolah menjanjikan kehangatan fisik sekaligus pelarian jiwa.
Tapi saya tak masuk lebih jauh dari lobi. Saat hendak mengeluarkan dompet dan mencari lembarang uang Tenge, istri menoleh dan berkata, "Nanti aja, masih banyak yang akan dilihat dan juga belum makan kan?"
Saya hanya mengangguk. Padahal bagian dari saya sudah ingin tenggelam dalam kabut uap, tapi saya tahu, mungkin hari itu belum waktunya. Akhirnya kami kembali ke halaman depan yang luas dan sejenak mengagumi kemegahan dan keindahan tempat mandi ini dari luar.