Tajikistan, negeri yang jarang disebut dalam daftar destinasi wisata dunia, menyimpan banyak kejutan bagi para pelancong yang haus akan sejarah, budaya, dan keindahan alam Asia Tengah. Salah satu kota yang menawarkan pengalaman perjalanan unik adalah Istaravshan, kota tua yang telah menyaksikan pergolakan berbagai peradaban sejak ribuan tahun lalu.
Setelah sempat mampir melihat peninggalan tambang batubara dan emas warisan zaman Soviet di Zheravshan, perjalanan dilanjut melalui jalan dan kawasan yang bervariasi, dari jalan mulus di pegunungan yang berliku hingga melewati lembah subur dengan pohon-pohon ceri yang berbuah lebat di tepi jalan. Bu dokter Ida dan Liliek serta mas Kasan tidak dapat menahan diri untuk berhenti dan memetik buah tersebut untuk langsung dicicipi, rasanya asam-asam manis.
"Semoga kita tidak sakit perut," itulah doa kami bersama.
Tidak lama kemudian perjalanan kembali melewati kawasan berbukit yang tampak subur dan hijau serta melewati jalan raya mulus dengan gardu tol.
Sekitar pukul 3 sore akhirnya kami tiba di staravshan, sebuah kota kuno dengan sejarah lebih dua setengah milenia. Disini, kami mencoba meresapi jejak sejarah yang tertinggal di balik tembok salah satu bentengnya yang gagah dan terletak di atas bukit. Kesana lah kita bertandang di siang menjelang sore itu
Mug Teppe dan Benteng Kalan: Dua Nama untuk Satu Tempat?
Salah satu ikon utama Istaravshan adalah benteng yang dikenal sebagai Mug Teppe. Namun, beberapa sumber juga menyebutnya sebagai Benteng Kalan. Nama "Mug Teppe" sendiri merujuk pada bukit tempat benteng ini berdiri, sedangkan "Benteng Kalan" berarti "benteng besar" dalam bahasa Tajik dan sering digunakan untuk menyebut struktur pertahanan utama di berbagai kota bersejarah.
Mug Teppe merupakan benteng kuno yang telah berdiri selama lebih dari 2500 tahun. Tempat ini pernah menjadi pusat pertahanan penting yang mengalami berbagai serangan besar, termasuk oleh Aleksander Agung pada 329 SM dan bangsa Arab pada tahun 772 M. Sayangnya, hanya sedikit sisa asli dari struktur benteng ini yang masih bertahan.