Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menembus Garis Batas 17: Bertemu Lyuli di Siyob Bazaar

6 Oktober 2023   14:10 Diperbarui: 6 Oktober 2023   14:14 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehabis salat Jumat dan sejenak wisata di mausoleum Shah-I-Zinda, perjalanan di Samarkand dilanjutkan kembali dengan berjalan kaki ke Tashkentkaya Ulitsa untuk makan siang di Samarkand  Art House Restaurant.  Makan siang dengan menu Nasi Plov yang lezat sambil mendengarkan berbagai cerita dan kisa tambahan dari Daniyor.  Selain kisah tentang Bung Karno dan Makam Imam Bukhari, juga kisah-kisah tentang legenda Bibi Khanum dan Mausoleum Shah-I-Zinda yang sudah kami kunjungi sebelumnya.

Daniyor sedang bercerita: Dokpri
Daniyor sedang bercerita: Dokpri

Selesai makan siang, jelajah di Samarkan dilanjut dengan acara yang ditunggu-tunggu, acara bebas berbelanja di Siyob Bazaar yang letaknya tepat di sebelah Masjid Bibi Khanum.  Pasar tradisional yang menurut Mas Agus sudah ada sejak ratusan tahun lalu di kala Samarkand menjadi salah satu kota penting di Jalur Sutera. Di bazaar ini pula, penduduk lokal berbelanja dan tentu saja para wisatawan dapat membeli berbagai produk yang khas Samarkand dan Uzbekistan.

Pintu Gerbang: Dokpri
Pintu Gerbang: Dokpri

Pintu Gerbang Pasar Siyob ini sangat cantik walau sederhana. Terbagi menjadi tiga bagian dan di atasnya bertuliskan aksara Latin Dehqon Siyob Bozori yang menurut Mas Agus berarti Pasar Hasil Pertanian Siyob.  Wah jadi produk utamanya adalah hasil pertanian walau kemudian di dalamnya terdapat hampir semua produk termasuk suvenir Uzbekistan yang selalu menarik untuk dibeli dan dikoleksi.


Kami kemudian membagi rombongan dalam dua kelompok. Satu kelompok bersama Daniyor dan satu kelompok bersama Mas Agus. Maksudnya adalah agar lebih mudah dalam proses tawar menawar jika ingin berbelanja dan mendapatkan harga lebih baik.   Kalau capek atau mau istirahat dulu, juga bebas untuk pergi secara mandiri. Yang penting setelah sekitar satu setengah jam nanti berkumpul di dekat pintu masuk.

Buah kering: Dokpri
Buah kering: Dokpri

"Pedagang di pasar ini sangat ramah dan pengunjung bebas mencicipi makanan yang dijual serta boleh menawar harga. Tidak dibeli pun mereka tetap ramah dan tidak marah," Mas Agus memberikan sedikit petunjuk berbelanja.

Saya memulai kunjungan di Siyob Bazaar dengan memasuki kawasan dimana banyak dijual kacang-kacangan.  Dan tentu saja yang saya cari adalah kismis karena menurut Mas Agus kismis dari Samarkand sangat manis dan lezat.  Oh ya saya juga sempat menjajal kismis di sewaktu sarapan di hotel tadi pagi.   Setelah mencicipi dan menawar di beberapa tempat akhirnya saya membeli kilogram kismis dan kilogram manisan aprikot. Harganya masing-masing 50.000 Sum saja. Sebenarnya ingin membeli lebih banyak. Tetapi mengingat perjalanan saya masih panjang dan nanti masih harus ke Kazahstan, terpaksa menahan diri untuk tidak berbelanja terlalu banyak. 

Pedagang yang ramah: Dokpri
Pedagang yang ramah: Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun