Kawasan Sultan Ahmet memang penuh dengan permata dan ikon wisata kota Istanbul. Setelah mengagumi keindahan Blue Mosque dan Aya Sofia, kami melanjutkan perjalanan napak tilas masa keemasan era Byzantine dengan mampir ke Yerbatan Sarnici atau lebih dikenal dengan Basilica Cistern.
Dengan mengikuti petunjuk jalan wisata bertuliskan "Yerbatan Sarnici, kami sampai ke pintu masuk bangunan yang terlihat seakan-akan tenggelam ini.
Di depannya, ada plakat dari kuningan menjelaskan sejarah singkat nya dalam Bahasa Turki dan Inggris. Tertulis angka tahun 532 AD dan juga 1987 sebagai tahun restorasi.Â
Setelah membeli tiket, kami memasuki basilika atau kadang juga disebut sebagai istana bawah tanah ini. Suasana remang-remang dan sedikit sakral langsung menyeruak.
Maklum, kondisinya memang sedikit gelap dan lampu-lampu penerangannya dibuat sedikit suram untuk memberikan nuansa kesunyian dengan sentuhan mistis.
Menurut informasi, bangunan ini dulunya merupakan tempat penyimpanan air untuk kawasan istana Byzantium yang dibangun pada masa Kaisar Konstantin dan diperluas pada masa Justinianus.
Sebelum dijadikan tempat cadangan air bersih untuk istana, bangunan ini berfungsi sebagai tempat pertemuan dan pusat kesenian seluas dua lapangan bola.
Ada 336 tiang dari marmer yang sangat indah dengan jarak sekitar 5 meter antar satu tiang dengan tiang yang lain. Genangan air di lantai bangunan membuat bayang-bayang tiang seakan-akan bersambung dengan tiang di atasnya memberikan citra yang benar-benar memukau.
Di dalam ruangan ini, waktu seakan-akan berhenti. Kita memasuki mesin waktu kembali ke era Konstantinopel.