Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Asyiknya Naik Metro pada Malam Jumat di Doha

29 Juli 2019   16:45 Diperbarui: 3 Agustus 2019   18:50 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doha, ibu kota negeri Qatar merupakan kota yang berkembang sangat pesat. Kota ini sendiri sudah beberapa kali saya kunjungi sejak lawatan pertama lebih sebelas tahun yang lalu.

Semenjak 2006, ketika Doha menjadi tuan rumah Asian Games, wajah Doha mulai berubah dengan munculnya gedung-gedung pencakar langit. Dan tidak berapa lama lagi Qatar akan menjadi tuan rumah piala dunia 2022.

"Untuk naik Metro, kita harus membeli travel card dahulu", demikian ucap Iqbal, putra teman saya yang kali ini kebagian tugas menjadi pemandu wisata di Doha.

Kami pun kemudian mampir ke AlMeera, sebuah shopping centre Al Matar Street yang terletak di kawasaan Najma untuk menukar uang sekaligus membeli travel card tersebut. Harga travel card tersebut adalah 30 Riyal dengan nilai saldo 20 Riyal dan setiap orang harus memiliki satu travel card.

Kebetulan shopping centre itu hanya berjarak sekitar 200 sampai 300 meter dari pintu masuk Stasiun Metro Umm Ghuwailina. Dari stasiun inilah pengembaraan saya di Metro Doha bermulai.

Suasana di pintu masuk stasiun sangat sepi di Kamis sore yang lumayan hangat. Cuaca Doha di akhir Juli sekitar 40 derajat lebih. Bahkan bisa mecapat 43 atau 45 derajat di siang hari. Kamis malam sebenarya merupakan malam jumat atau boleh dibilang malam minggunya Qatar.

Di pintu ini ternyata hanya ada eskalator yang naik dan tangga yang cukup jauh untuk mencapai lantai bawah stasiun. Akhirnya keluar lagi dan bertemu dengan sebuah lift yangmembawa ke stasiun.

Poster Metro Doha (Dokumentasi pribadi)
Poster Metro Doha (Dokumentasi pribadi)
Dari sini, masih ada koridor panjang yang dilengkapi dengan travelator bagai di bandara. Sangat megah, bersih dan mewah. Namun terasa sangat sepi karena lenggang dan hampir tidak ada orang.

Ketika mendekati pintu stasiun, baru terlihat mesin tempat menjual tiket dan juga banyak petugas stasiun yang dengan ramah membantu penumpang. Hampir semua petugas kebanyakan orang Filipina dengan logat Bahasa Inggris yang khas.

Tempat pembelian tiket (Dokumentasi pribadi)
Tempat pembelian tiket (Dokumentasi pribadi)
Setelah melewati pintu elektronik di mana saldo travel card dipotong dengan ongkos 2 Riyal, kami masih harus turun lagi satu lantai dengan menggunakan lift atau eskalator menuju ke peron dimana kita menunggu kereta.

Aroma kemewahan dan rasa lenggang kian terasa di peron. Lintasan kereta dipisahkan dengan kaca pengaman yang juga berfungsi sebagai cermin. Terasa sangat luas dan ada beberapa tempat duduk dari batu dengan tulisan nama stasiun dalam Bahasa Arab dan terjemahan huruf Latin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun