Mohon tunggu...
taufiku
taufiku Mohon Tunggu... -

Selalu ingin berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Say No to Laundry

16 Desember 2015   10:41 Diperbarui: 16 Desember 2015   10:41 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sibuk bekerja hingga tak punya waktu mencuci, atau sering turun hujan menyebabkan baju kotor menumpuk di keranjang. Kalau ini terjadi laundry biasanya menjadi solusi. Tak perlu repot mencuci tinggal tekan telepon, laundryman akan datang membantu. Beberapa jam kemudian pakaian diantar dalam keadaan rapi dan wangi.

Saya juga sempat berpikir untuk melaundry pakaian kotor yang saban hari memenuhi bak cucian. Tapi saya urungkan niat itu karena saya tak tahu bagaimana proses mencuci di laundry. Jangan-jangan baju yang keluar dari sana hanya bersih dan wangi tapi tidak suci.

SUCI itu lebih penting bagi saya dan bagi siapa saja yang muslim dari pada hanya sekedar bersih dan rapi. Sepertinya suci merupakan hal sepele padahal karena tidak memperhatikan kesucian ibadah yang lain menjadi tidak sah. Sholat yang dilakukan dengan memakai pakaian yang tidak suci, maka sholatnya tidak sah atau harus diulang.

Karena pentingnya SUCI, semua kitab-kitab fiqh klasik pasti diawali dengan membahas tata cara bersuci terlebih dahulu. Bab sholat, puasa, zakat, haji, jual beli, jihad dan yang lain ditulis setelah bab bersuci.

Karena alasan ini pula saya menolak ketika ada seseorang yang berbaik hati menawarkan akan mencuci baju saya. Bahkan saat pernah terlanjur dicucikan, tanpa sepengetahuannya pakaian itu saya cuci kembali. Karena saya melihat ia mencuci tidak memenuhi syarat bersuci.

Saya belum menjumpai laundry yang memberi label suci pada produk mereka. Sayapun ragu untuk memanfaatkan jasa ini. Saya tak ingin ibadah menjadi sia-sia gara-gara mencuci baju dilaundry. Lebih baik bersusah payah sedikit apalagi costnya pasti lebih murah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun