Mohon tunggu...
Taufik Hasibuan
Taufik Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru Alif Alif

Guru Alif Alif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ceramah di Tengah Corona

24 Maret 2020   16:35 Diperbarui: 24 Maret 2020   16:45 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jam 10.00 malam, barulah giliran kami menyampaikan ceramah. Tausyiah agama seputar Isra Mikraj, meski kisah ini terus berulang setiap tahun, namun tentu dengan kesan yang berbeda. 

Malam ini kami juga tampil beda. Kata ibu itu. "Olo, marbeda sakalion namambaca i, adong silua ni guru i,"  begitu ungkapan mereka di depan kami. Yang artinya. "iya, kali ini penceramahnya beda, memberikan materinya," memang kebiasaan saya, materi yang ingin kami sampaikan saya resume (dalam isitilah pendidikannya). Kemudian kami begi satu persatu jamaah, biasanya saya sediakan 100 lembar, kalaupun lebih itupun sangat jarang.

Tapi materinya bukan seputar Isra mikraj, sesuai dengan kondisi saat ini.

Bapak Ibu!
Kita tidak tahu doa siapa yang diijabah, belum tentu ustaz yang membimbing kita doanya diijabah, belum tentu mereka yang tinggal di Kota doanya diijabah. 

Saya berharap, sekali ini saja, berdirilah Pak Ibu, nanti di tengah malam, bersujudlah bu, mohon lah pada sang kholik agar wabah ini segera berlalu, amalkanlah oleh oleh yang saya bawa ini, Bapak ibu meminta saya hadir kesini, dengan kondisi jalan yang cukup menguras tenaga, di tengah derasnya hujan saya tempuh, demi bertemu dengan Bapak ibu di kampung ini. 

Lewat mimbar ini saya juga berharap, berdirilh bu, pak, bertakbirlah, bersujudlah, bermohon agar wabah ini dicabut oleh Allah.

Jika tulisan ini sampai di hadapan anda, saya juga berharap agar anda tergerak hatinya untuk bangkit berdiri. Bermunajat bersama, bermohon bersama, pada zat yang menyembuhkan, pada zat yang Maha Kuasa, yang mengatur alam. Mungkin doa anda, doa mereka, doa kita akan di ijabah olehnya. 

Cukuplah kesedihan hati kita. Masjid kita ditutup, berzikir dilarang. Sebagai teguran atas kesilafan dan kealfaan kita kerumahnya selama ini. Kesilafan kita membaca ayat ayatnya. Kelalaian kita memohon padanya. Saya yakin, selama hayat masih dikandung badan, pintu doan akan terus terbuka bagi hambanya yang mau mensucikan dirinya.

Hingga pagi menjelang, hujan tak kunjung reda, perjalanan pulang tetap kami lanjutkan ditengah gerimis yang mengundang. Fajar mulai menyingsing, menyapa pagi di kampung yang baru kemarin diresmikan sebagai ibukota kecamatan baru. Barumun Barat begitu mereka menamakan, satu kecamatan yang kaya akan sumber daya alam. Semoga saja, wabah hilang, agar pembangunan bisa terus dilanjutkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun