Mohon tunggu...
T. Fany R.
T. Fany R. Mohon Tunggu... Pecinta kopi, penjelajah kata, dan hobi lari

Kopi bukan hanya minuman—ia adalah teman refleksi. Buku bukan sekadar bacaan—ia adalah jendela dunia. Dan lari bukan hanya olahraga—ia adalah ruang dialog dengan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Love

Terselamatkan Oleh "Selamat Pagi"

6 Oktober 2025   07:03 Diperbarui: 6 Oktober 2025   13:26 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamatnya Karena “Selamat Pagi”

Kadang, hal kecil yang kita anggap sepele justru menyelamatkan hidup kita. Seperti kisah seorang pegawai yang suatu malam terkunci di dalam gedung kantor. Semua orang sudah pulang, lampu sebagian besar sudah dimatikan, dan ia tak sadar kalau pintu utama sudah dikunci rapat oleh petugas keamanan. Ia panik, mencoba menelpon, tapi sinyal lemah. Ia teriak, tapi siapa yang akan mendengar di tengah gedung besar yang sunyi?

Namun, ada satu hal yang membuat malam itu tidak berubah menjadi tragedi: kebiasaannya menyapa.

Setiap pagi ia datang sambil tersenyum, “Selamat pagi, Pak Satpam.” Dan setiap sore ia pulang dengan ucapan, “Selamat sore, Pak. Hati-hati di jalan ya.”


Kedengarannya sederhana, tapi sapaan itu membuat sang satpam mengenali ritme hidupnya. Maka ketika malam itu satpam melakukan patroli terakhir dan sadar belum melihat si pegawai itu pulang seperti biasa, ia curiga. Ia periksa ruangan satu per satu—dan benar, pegawai itu masih di dalam. Terkunci.

Ia selamat bukan karena kekuatan, jabatan, atau kecerdasan. Ia selamat karena kebaikan kecil yang konsisten. Karena ia tidak pernah menganggap ucapan sopan sebagai basa-basi, tapi sebagai bentuk penghargaan kepada sesama manusia.

Dalam dunia yang sibuk dan terburu-buru, kita sering lupa menyapa, lupa berterima kasih, lupa menyadari bahwa orang-orang di sekitar kita punya peran besar dalam keseharian kita. Padahal, kadang keselamatan—baik secara harfiah maupun maknawi—datang dari hal-hal yang tampak remeh: sebuah sapaan, senyuman, atau rasa hormat yang tulus.

Cerita ini seolah ingin mengingatkan:
Jangan pernah meremehkan kata “selamat pagi” atau “selamat sore.” Karena bisa jadi, dari sanalah datang keselamatan yang sebenarnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun