Setiap orang pernah mengalami hari yang terasa "apes"---pagi dimulai dengan ketinggalan kendaraan, lalu pekerjaan berantakan, disusul kabar buruk, hingga rasanya semesta sedang bersekongkol melawan kita. Hari-hari semacam itu membuat kita mengeluh, "Kenapa harus aku? Kenapa harus hari ini?"
Namun, sadarkah kita bahwa hari apes itu sebenarnya tidak pernah tercatat di kalender? Kalender hanya berisi angka, nama bulan, dan mungkin catatan ulang tahun atau jadwal kerja. Tidak ada lembaran yang mengatakan, "Tanggal ini kamu pasti sial." Dengan kata lain, hari apes hanyalah persepsi kita---cara kita menafsirkan serangkaian kejadian yang tidak sesuai harapan.
Apa yang kita sebut sial bagi kita, bisa jadi justru keberuntungan yang tertunda. Ketinggalan bus mungkin membuat kita selamat dari kecelakaan. Kehilangan pekerjaan bisa membuka jalan pada karier yang lebih baik. Bahkan hati yang patah sekalipun sering menjadi pintu masuk menuju pertemuan dengan seseorang yang lebih tepat.
Kunci menghadapi hari apes adalah cara kita menyikapinya. Jika kita menganggapnya akhir dunia, maka kita akan benar-benar merasa kalah. Tetapi jika kita menganggapnya bagian dari proses hidup, maka hari itu hanya satu bab kecil dalam kisah panjang perjalanan kita. Besok, lusa, minggu depan---kita masih punya banyak ruang untuk memperbaiki, memperjuangkan, dan menemukan kembali cahaya.
Jadi, jangan terlalu larut ketika hari terasa berat. Ingatlah, hari apes tidak ada di kalender. Yang ada hanyalah kita yang sedang belajar lebih sabar, lebih kuat, dan lebih bijak. Dan siapa tahu, justru dari "hari apes" itu lahir cerita indah yang kelak kita syukuri.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI