Semua pada akhirnya kembali pada diri kita sendiri dan tidak mungkin tidak ada jalan yang dilalui tanpa sebuah masalah. Bahkan, Pak Amron berpesan di akhir sesi, "mumet adalah salah satu cara untuk mencerdaskan kita."
Kebetulan pada rutinan kali ini, Maneges Qudroh kedatangan Mas Muhammad Riyadi Prasetyo atau biasa disapa Yadi, dari Sleman. Di tempat tinggalnya, Mas Yadi mendirikan sanggar untuk pendidikan anak-anak. Beliau memilki bekal ilmu sebagai seorang manajemen pendidikan. Mas Yadi sependapat dengan apa yang disampaikan Mas Adi (moderator) di awal acara, bahwa tidak ada sesuatupun yang tidak berlandaskan spiritual.
Banyak cerita dibagikan oleh Mas Yadi mengenai sistem pembelajaran di lingkungannya. Sesekali, itu menjadi sesuatu yang menarik bagi para orang tua yang hadir. Tapi, hal tersebut juga menjadi wawasan baru untuk memperluas cakrawala pengetahuan bagi orang tua yang memiliki anak dan yang masih dalam proses pencarian jodoh.Â
Yang jadi point utama dari Mas Yadi adalah bagaimana men-tauhid-kan spiritualitas. Semuanya harus berlandaskan hal tersebut, sehingga kita harus pintar pula memanajemen tauhid. Setidaknya hal tersebut menurut Mas Yadi akan mengenalkan kita akan batas-batas, lalu mengetahui posisi diri dan menyadari maqom diri sendiri.
Untuk me-restart diri, kita harus memahami poin-poin tersebut. Bagaimana kita akan memulai kembali jika kita tidak tahu posisi diri? Bahkan dalam keadaan yang cair dan mengalir, kita pun harus mampu membuat arus kita sendiri, mampu membuat aliran sungai sendiri, mampu membuat jalan sendiri agar tidak mudah terombang-ambing oleh keadaan.Â
Dan kita harus banyak-banyak riyadhoh atau berusaha  kembali melahirkan niat. Karena dari semua teori dan teknis yang telah dipelajari, yang paling susah adalah tetap mengaktivasi niat dan menjaganya untuk tetap istiqomah.
Setelah satu jam lebih mendengarkan curahan ilmu, musikalisasi puisi yang ditampilkan oleh Mbak Rizki diiringi oleh Mas Yanuar dan Mas Piyu pun menjadi hiburan sejenak sebelum acara berikutnya dilanjutkan.Â
Nada-nada nan eksotis ditampilkan dengan curahan makna yang disajikan dalam puisi yang disampaikan, meski tidak semua mampu menikmati tingkatan sastra puisi yang butuh perhatian lebih jika ingin mengetahui makna yang ingin disampaikan oleh penyair. Tapi, setidaknya alunan musik itu mampu mengembalikan gairah dan energi yang mulai terkikis.
Sesi tanya jawab tak lupa diberikan oleh moderator, Gus Aushof yang hadir di pertengahan acara pun dipersilahkan maju ke depan untuk setidaknya memberikan sedikit ilmu pengetahuannya.Â
Gus Aushof hanya sedikit menyampaikan bahwa manusia merupakan produk paling sukses. Manusia memiliki chips yang lebih canggih daripada makhluk ciptaan yang lain.Â