Stunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, khususnya pada anak-anak usia balita. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia pada tahun-tahun terakhir masih cukup tinggi, meskipun berbagai upaya pemerintah telah dilakukan dan berdasarkan laporan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI )angka stunting mengalami penurunan 19,8% dari 2023 (Kemenkes, 2025). Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis yang berlangsung dalam waktu lama, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) (Sekretarian Percepatan Pencegahan Stunting, 2019). Anak yang mengalami stunting tidak hanya memiliki tinggi badan lebih rendah dibandingkan anak seusianya, tetapi juga berisiko mengalami gangguan kognitif, rendahnya produktivitas, serta masalah kesehatan jangka Panjang (Andriani et al., 2023)
Salah satu faktor penyebab stunting adalah pola makan yang kurang tepat, terbatasnya variasi makanan bergizi, dan rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pemenuhan gizi seimbang. Oleh karena itu, diperlukan strategi inovatif yang dapat memperkenalkan makanan sehat dengan cara yang menarik, mudah diterima anak-anak, serta memiliki nilai gizi tinggi.
Dalam rangka menjawab tantangan tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat (Abdimas) dari Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Pembangunan Nasional  Veteran Jakarta (UPNVJ) menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Program Kemitraan Masyrakat dengan tema Pemberdayaan warga dengan mengembangkan Cookies sehat berbahan dasar brokoli, wortel (carrot), dan ayam. Kegiatan ini dipimpin oleh Ns. Tatiana Siregar, S.Kep., MM., M.Kep. selaku ketua tim, bersama anggota tim Ns.Ritanti, M.Kep Sp.Kep Kom., Ns.Diah Ratnawati, M.Kep. Sp.Kep Kom;  dan Widayani Wahyuningtyas, SE., MM serta didukung fasilitator 5 orang mahasiswa Program studi Keperawatan FIKES UPN Veteran Jakarta.
Kegiatan ini dilaksanakan  di kelurahan Krukut Kecamatan Limo Kota Depok, dana kan dua kali pertemuan. Rangkaian acara pertama  dimulai  dengan edukasi kesehatan mengenal Stunting dan Edukasi Penyusunan Menu Sehat  sederhana dan sesi diskusi interaktif. Serta kegiatan kedua akan dilakukan demonstrasi tekhnik mengolah Cookies BROCA.Â
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini memiliki beberapa tujuan utama, yaitu:
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang stunting: memberikan pemahaman mengenai penyebab, dampak, dan cara pencegahan stunting sejak dini.
- Mengenalkan inovasi makanan sehat berbasis pangan lokal: memperkenalkan cookies berbahan brokoli, wortel, dan ayam sebagai alternatif camilan bergizi.
- Mendorong pemberdayaan masyarakat: melibatkan warga dalam praktik pembuatan cookies sehingga mereka dapat mengembangkan produk tersebut secara mandiri.
- Membuka peluang ekonomi produktif: memberikan inspirasi agar produk cookies sehat dapat menjadi potensi usaha rumahan bagi masyarakat.
Rangkaian Kegiatan
1. Pembukaan dan Sambutan
Kegiatan pertama dilakukan Rabu, 20 Agustus 2025, dimulai pukul 09.00 WIB dengan sambutan dari Ketua Tim Abdimas, Ns. Tatiana Siregar, S.Kep., MM., M.Kep., yang menyampaikan pentingnya kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, dan masyarakat dalam menekan angka stunting. Tatiana Siregar menegaskan bahwa stunting bukan hanya persoalan tinggi badan, melainkan menyangkut masa depan generasi bangsa Indonesia, dalam mempersiapakan Bonus Demografi Indonesia  Emas tahun 2045.
2. Edukasi Kesehatan tentang Stunting
Sesi edukasi dibawakan oleh tim Abdimas dengan penjelasan interaktif mengenai:
- Definisi stunting dan perbedaannya dengan kondisi gizi buruk lain.
- Data terkini prevalensi stunting di Indonesia dan daerah setempat.
- Penyebab utama stunting: pola makan, sanitasi, infeksi berulang, dan kurangnya stimulasi perkembangan.
- Dampak jangka pendek dan panjang stunting.
- Strategi pencegahan melalui pemenuhan gizi seimbang, ASI eksklusif, MP-ASI bergizi, serta pentingnya kebersihan lingkungan.
Warga yang hadir tampak antusias, menyimak informasi edukasi kesehatan sekitar stunting dan bagaimana mengenal indikator stunting dengan mengukur tubuh anak atau dikenal dengan  istilah antropometri. Indikator  tubuh yang sesuai standar WHO  sebagai patokan melihat ukuran tinggi anak. Kondisi stunting akan dapat diatasi dengan pola menu makan sehat seimnbang pada anak sejak mulai dari kandungan. Pola menu sehat harian yang salah untuk anak-anak, serta kendala ekonomi yang sering dihadapi dalam menyediakan makanan bergizi  seimbang bagi anggota keluarga merupakan faktor mendukung kejadian stunting.