Mohon tunggu...
Tateng Gunadi
Tateng Gunadi Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Pecinta buku, suka menulis, dan senang fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

[Resensi Novel] Kisah-Kisah Tragedi yang Humoris

12 Mei 2021   10:44 Diperbarui: 19 Mei 2021   08:22 2461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Jacqueline Macou from Pixabay

     Sudut pandang akuan tetapi aku yang tidak terbatas. Bukan hanya bisa menceritakan dirinya, melainkan juga fasih menceritakan tokoh lain luar-dalam, sebebas-bebasnya. Di luar jangkauan tempat dan waktu. Benar-benar merdeka. Aku yang terlibat dan terikat alur cerita suatu saat, tetapi pada saat lain aku yang bebas merdeka sebagai pencerita orang ketiga.

     Gaya bertutur pengarang kaya akan humor. Kaya dengan kelucuan hampir tersebar di setiap halaman. Guratan lelucon, joke made by Andrea Hirata, yang dibumbui kata-kata mutiara atau peribahasa lama, bahkan petuah lama. 

     Silakan menikmati petuah berikut, halaman 10. 

     "Sering aku diingatkan orang-orang bahwa Taripol akan membuatku celaka. Halaludin, tukang las, berkata dekat sekali dengan mukaku sehingga dapat kucium bau sandal jepit dari mulutnya, Kalau kau undang setan, setan akan datang dengan kawan-kawannya! Sulit kucerna maksudnya. Kurasa itu pepatah kaum tukang las."

Sumber: dokumentasi pribadi
Sumber: dokumentasi pribadi

     Alur cerita sama sekali tidak kuno, tidak kolot, dan tidak konvensional. Pembaca disuguhi serpihan-serpihan cerita yang pada banyak bagian tidak bersambungan. Baru saja Hob berkisah tentang pohon delima di halaman pertama, di halaman kedua tiba-tiba tertera sepucuk surat dari Marlena. Juga ketika sedang mengisahkan romantisme heroik Tegar melindungi Tara, tiba-tiba melompat tentang kakak ipar Hob, Instalatur Listrik Suruhudin! Yang itu di halaman 18. Seperti potongan puzzle yang berserakan. 

     Pabrik timah, bengkel sepeda, surat-menyurat, radio kuno, benda-benda lama dan peristiwa-peristiwa yang hanya bisa terjadi seputar era Orde Baru, menunjukkan cerita berlatar belakang masa lalu.

     Masih menampilkan DNA sekualitas penulis best seller antarbenua, Andrea Hirata di sini juga berkisah dengan gaya bertutur khas miliknya yang tiada dua. Diksi berseni, kisah cinta berkisar tragedi-komedi, kental budaya lokal, dan tebaran humor di sana-sini.  

     Andrea Hirata termasuk salah seorang pengarang yang bertutur secara puitis. Tidak hanya sekedar menceritakan, tetapi juga menyajikan cerita secara berseni tinggi bagai puisi. Bernas, filosofis, bergaya bahasa perbandingan-personifikasi-perumpamaan, dan rima. Itu tampak dan terasa bahkan sejak halaman pertama tentang pohon delima.

    Meski cerita dibingkai secara komedi, sesungguhnya banyak kejadian yang berkelindan sebagai rangkaian tragedi. Dinda yang lupa (baca: menjadi gila), sirkus yang luluh lantak justeru ketika sedang merekah kembang, sakit jiwa Sabari kehilangan Zorro adalah beberapa contoh. Dalam hal ini, kelebihan lain pengarang adalah pandai mengayun-ambingkan perasaan pembaca dalam suasana tragedi itu tetap dalam balutan tragedi yang humoris, tidak sebagai tragedi yang tragis seperti Ziarah novel Iwan Simatupang, misalnya.

     Percayalah bahwa dengan cerdik pengarang ini melontarkan kritik pada dunia politik. Tepatnya para pelaku politik, menyentil perilaku legislatif maupun eksekutif. Ada dan tampak, bahkan sejak novel legendarisnya, Laskar Pelangi, meski halus dan tersembunyi. Dalam Ayah dan Sirkus Pohon pun tertera secara perlambang-simbolik. Seperti Kho Ping Hoo dalam dunia persilatan Tiongkok yang menjentik perilaku penguasa  yang rakus kekuasaan, bertindak semena-mena pada pihak yang berseberangan, korup, lupa daratan, dan amoral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun