Mohon tunggu...
tatang sunendar
tatang sunendar Mohon Tunggu... Guru - saya seorang trainer bagi pendidik dan tenaga kependidikan

saya seorang trainer bagi pendidik dan tenaga kependidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fatamorgana, Keshalehan Sosial dan Idul Fitri

22 Mei 2020   20:42 Diperbarui: 22 Mei 2020   20:40 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dua berita di twiter  membuat penulis merenung yang pertama dunia twiter meramaikan kisah seorang karyawan swasta yang bergaji 80 juta sebulan gara gara korona  hidupnya kerepotan yang kedua pengusaha  terkaya di Indonesia akibat korona dalam dua bulan ini kehilangan uang 196 triyun. Yang pertama hidupnya kerepotan karena  dengan penghasilan 80 juta dia mencicil rumah di komplek perumahan mewah,cicilan  mobil dan gaya hidupnya   hedonis  sehingga tidak punya tabungan, yang kedua karena  nilai nilai sahamnya rontok  dalam dua bulan sejak korona mewabah.

Membayangkan kedua peristiwa tersebut pikiran penulis melesat bukannya kedua orang tersebut melainkan  bagimana nasib guru guru honerer kita yang kehilangan penghasilan, terbayang anak dan istrinya, terbayang terpecah konsentrasinya antara memikirkan tugas   dan memikirkan penghasilah   agar bisa mengisi hari hari  di bulan ramadhan ini serta hari hari seterusnya mengingat  sekolah tempat mengabdi ditutup sampai batas  waktu tidak ditentukan

Fakta yang terjadi  dari  berita yang kehilangan uang dengan  hilangnya harapan guru honorer bagaikan dua mata sisi yang bertolak belakang. Mungkinkah ini cara Allah mendidik umatnya agar belajar dari kehidupan, mungkinkah ini  cara Allah menegur penulis untuk tidak melihat pada orang orang yang terlihat mapan,glamoor penampilan mentereng, tetapi  Allah  menegur agar kita senantisa mengembangkan sifat empaty, peduli dan tenggang rasa  untuk orang orang yang kurang beruntung.momen ini terjadi di bulan yang penuh berkah ,bulan dimana pintu maaf dibuka lebar lebar serta bulan ramadhan saat ini bulan yang sangat spesial karena kalau tahun tahun sebelumnya  yang penulis alami  terkadang ,pulang pegi kantor, kadang tugas dari tempat  satu ke tempat lainnya,saat ini betul betul berada dirumah  sehingga memungkinan untuk  diiisi dengan kegiatan replektif  dan melaksanakan aktivitas keagamaan hanya dengan istri.

Alquran mengisahkan " Kehidupan dunia ini  hanyalah permainan dan senda gurau  perhiasan dan saling berbangga  diantara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan seperti  hujan yang tanam tatanamannya mengagumkan para petani , kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur . dan di akhirat (nanti ) adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaannya , dan kehidupan dunia tiada lain hanyalah kesenangan yang palsu ( al hadid : 20 ).

Berangkat dari realitas dan peringatan dari Allah SWt yang jelas menggambarkan bahwa kehidupan dunia ini adalah bagaikan fata morgana indah dari kejahuan namun saat ditelusuri sunggu jauh pangang dari api. Orang dengan penampilan metereng fasilitas  lengkap apakah sama bagianya dengan kehidupan guru honorer dengan gaji yang sangat terbatas,penulis beranggapan pasti  beda sebab ukuran , target dan tujuan hidup yang berbeda, siapa tahu guru  honorer dengan gaji yang kecil lebih bahagia apalagi jika  diukur kebahagiaan dimata Allah SWT.kita sering mendengar ungkapan hari ini kita makan dengan apa, kita makan  dimana dan hari besok  makan siapa, itulah gambaran uang rizki yang  diperoleh tergantung caranya

 Mereka yang karunia allah diberi  nikmat berlebihan tetapi lupa untuk besedekah dan menjamu  orang buka puasa  perlu menumbuhkan sikap kesalehan sosial .Kesalehan sosial adalah perilaku orang yang sangat peduli, bersifat sosial ,bersikap sopan santun,pada orang lain,suka menolong dan mampu berempati, artinya mampu merasakan penderitaan yang dirasakan orang lain,ditengah krisis nilai dikehidupan . Pada kenyataannya, masih banyak umat Islam di Indonesia yang masih memahami bahwa kesalehan di mata Allah swt hanya kesalehan pribadi semata. Sementara, kesalehan sosial belum dianggap sesuatu yang penting dan menjadi bagian dari hidup keseharian. Padahal, dalam ajaran Islam, banyak mengandung nilai-nilai sosial yang memiliki peran yang sangat besar dan signifikan dalam pembangunan bangsa.

Seperti salah satunya  nilai sosial Islam yang bisa dijadikan sebagai modal dasar pembangunan bangsa, di antaranya: Ta'awun (Tolong-Menolong) memiliki sifat suka menolong merupakan salah satu ciri orang yang beriman (At-Taubah: 71). Menolong tanpa pamrih, tulus, dan hanya mengharap keridhaan Allah semata. Bukan menolong karena berharap imbalan materi atau ingin dipuji oleh orang lain. Tolong-menolong harus dalam hal kebaikan dan kemaslahatan, bukan dalam hal keburukan dan kezhaliman

Suka menolong harus menjadi kesadaran iman bagi setiap muslim .Tolong-menolong dalam lingkup kehidupan bernegara dan berbangsa terjadi antara pemerintah dan rakyat. Kedua elemen tersebut jika tidak saling tolong-menolong, maka pembangunan akan terhambat. Program-program pembangunan yang dicanangkan pemerintah harus mendapat dukungan dan partisipasi dari rakyat.seperti saat ini pemerintah yang merasaka beban berat menghadapi pandemi Covid 19...semoga ada cahaya terang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun