Mohon tunggu...
Tasya Putri Shaliha
Tasya Putri Shaliha Mohon Tunggu... IPB University

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Financial

Wakaf Produktif: IPB University Mengelola Wakaf sebagai Investasi untuk Masa Depan

17 Juni 2025   20:09 Diperbarui: 17 Juni 2025   20:09 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Wawancara dengan Bapak Dr. drh. Rahmat Hidayat, S. KH, M. Si, M. H. Sekretaris Bidang Wakaf Badan Pengelola Bisnis, Investasi, & Wakaf IPB

   Dana wakaf yang dikelola oleh IPB University disalurkan kepada berbagai pihak yang membutuhkan, termasuk masyarakat sekitar dan kategori tertentu. Salah satu penerima manfaat utama adalah mahasiswa, yang menerima bantuan dana UKT (Uang Kuliah Tunggal) meskipun tidak sepenuhnya. Dari 99 orang yang mengajukan permohonan, 75 orang dinyatakan layak menerima bantuan, namun karena keterbatasan dana, hanya 27 orang yang akhirnya dapat menerima bantuan. Selain itu, dana wakaf juga digunakan untuk mendukung peternak di Kediri melalui program penggemukan sapi menjelang Idul Adha, dengan sistem bagi hasil yang akan disalurkan untuk dana bantuan mahasiswa. IPB University juga bekerja sama dengan alumni dalam investasi ternak domba dan dengan PT. Botani Sead Indonesia untuk pembenihan padi unggul. Selain itu, dana wakaf juga digunakan untuk mendukung petani dengan menyediakan benih padi unggul yang tahan terhadap daerah kurang air. Program wakaf lainnya termasuk Drinking Water Station (DWS) yang manfaatnya dirasakan oleh civitas IPB University. Lahan wakaf seluas 1,3 hektar di Desa Cihideung Ilir digunakan untuk berbagai kegiatan pertanian dan peternakan, termasuk penanaman padi, rumput pakan ternak, dan peternakan sapi, domba, dan ikan. IPB University juga telah membeli 20 ekor domba yang dititipkan ke kandang milik alumni peternakan IPB University.

Skema Pengelolaan wakaf

   Pengelolaan wakaf di IPB University dilakukan dalam tiga tahap yang terstruktur dan transparan. Tahap pertama adalah penghimpunan, yang dilakukan melalui berbagai program seperti Drinking Water Station (DWS) dan kerja sama dengan fakultas-fakultas di IPB untuk memfasilitasi penghimpunan dana wakaf. Selain itu, IPB University juga menggunakan sistem autodebit potong gaji untuk memudahkan penghimpunan dana wakaf dari internal. Secara eksternal, IPB University bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk memfasilitasi penghimpunan dana wakaf. Tahap kedua adalah pengelolaan, yang dilakukan oleh Nazhir dengan tujuan agar manfaat wakaf dapat diterima secara berkelanjutan. Dalam pengelolaan wakaf, IPB University menjamin bahwa dana wakaf tidak dapat diwariskan, dijual-belikan, atau diperebutkan. Untuk memastikan keamanan keuangan, IPB University bekerja sama dengan BPRS Botani sebagai lembaga keuangan yang terpercaya. Selain itu, IPB University juga melibatkan pihak ketiga dari orang terdekat penerima manfaat untuk memastikan bahwa dana wakaf digunakan secara tepat. Saat ini, sebagian besar dana wakaf masih disimpan dalam bentuk uang di bank. Tahap terakhir adalah pendistribusian, yang dilakukan untuk menyalurkan manfaat wakaf kepada masyarakat dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Transparansi dan Akuntabilitas

   Dalam pengelolaan wakaf di IPB University, transparansi dan akuntabilitas merupakan prioritas utama. Untuk memastikan transparansi, proses administrasi wakaf diurus secepat mungkin dan pelaporan alokasi dana dilakukan secara rutin setiap minggu. Keuangan wakaf dipisahkan dengan keuangan IPB University untuk memastikan bahwa pengelolaan wakaf dilakukan secara independen dan akuntabel. Keuangan wakaf akan diperiksa oleh badan publik, sedangkan keuangan IPB University akan diperiksa oleh DPK. Tidak ada data yang dirahasiakan dalam pengelolaan wakaf, sehingga semua informasi terkait wakaf dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Selain itu, laporan kegiatan wakaf disampaikan setiap bulan dan disebarkan ke tiap unit kerja ataupun grup untuk memastikan bahwa semua pihak terkait dapat memantau perkembangan wakaf dan memberikan kontribusi yang efektif. Dengan demikian, IPB University berkomitmen untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan wakaf.

Tantangan dan Dampak Wakaf IPB University

   Pengelolaan wakaf di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan yang signifikan. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya literasi masyarakat tentang wakaf, sehingga potensi wakaf yang besar belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Saat ini, baru sekitar 1% dari potensi wakaf yang telah tercapai. Selain itu, sumber daya manusia (SDM) Nazhir yang kompeten dalam mengelola wakaf juga masih menjadi tantangan. Seringkali, pengelolaan wakaf diserahkan kepada pengurus masjid tanpa mempertimbangkan kompetensi mereka dalam mengelola dana wakaf dalam konteks bisnis tertentu. Hal ini dapat menyebabkan pengelolaan wakaf tidak efektif dan tidak profesional, sehingga manfaat wakaf tidak dapat dirasakan secara maksimal oleh masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan literasi masyarakat tentang wakaf dan meningkatkan kompetensi SDM Nazhir dalam mengelola wakaf.

   Dampak wakaf di IPB University dapat dilihat dari jumlah wakaf yang berhasil dikumpulkan dan didistribusikan. Pada tahun 2023, jumlah wakaf yang dikumpulkan mencapai Rp 9 miliar, dengan Rp 1,33 miliar didistribusikan dalam tiga bulan terakhir. Pertambahan nominal perhimpunan wakaf rata-rata sebesar Rp 55,8 juta per bulan menunjukkan potensi yang besar untuk pengembangan wakaf di IPB University. Pengelolaan wakaf yang profesional dan transparan melalui alur 3M (Menghimpun, Mengelola, dan Mendistribusikan) memastikan bahwa harta/uang pokok wakaf tidak hilang. Dengan potensi dana wakaf rutin tahunan sebesar Rp 756.659.400, IPB University memiliki peluang besar untuk meningkatkan dampak wakaf dalam mendukung kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pada Desember 2023, dana wakaf rutin yang terkumpul sebesar Rp 63.054.950 menunjukkan bahwa masih ada potensi besar yang belum tergali. Oleh karena itu, IPB University perlu terus meningkatkan kesadaran dan partisipasi civitas akademik dalam program wakaf untuk meningkatkan dampaknya.

   Tidak banyak yang tahu, bahwa harta yang kita sisihkan bisa berubah menjadi air bersih di kampus, benih unggul di sawah, bahkan masa depan cerah bagi seorang mahasiswa yang hampir putus kuliah.

   Wakaf bukan lagi soal membangun masjid atau makam tokoh agama saja. Di IPB University, wakaf dibawa ke arah yang lebih hidup seperti mengalirkan manfaat, mendukung inovasi, dan menyentuh banyak lapisan masyarakat. Lewat Biswaf, kampus ini membuktikan bahwa kebaikan bisa dikelola profesional, transparan, dan berkelanjutan.

   Tentu, tantangannya masih banyak. Tapi bukankah perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil? Kita semua bisa ambil peran. Entah itu lewat rupiah yang diwakafkan, informasi yang dibagikan, atau sekadar niat untuk tahu lebih banyak soal wakaf produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun