Mohon tunggu...
Tasya Oesricha
Tasya Oesricha Mohon Tunggu... - -

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pendidikan di Indonesia (Dari Sudut Pandang Saya)

14 April 2018   10:19 Diperbarui: 14 April 2018   10:34 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia adalah negara kepulauan yang besar, sebagai negara dengan penduduk terpadat ke empat di dunia tidak dipungkuri bahwa Negara yang kita tempati sekarang memiliki sumber daya alam yang melimpah dan tak kalah juga sumber daya manusia. Saat ini saya ingin membahas tentang sumber daya manusia, khususnya dalam basis pengembangannya. Tidak bisa di pungkiri bahwa dalam mengembangkan sumber daya manusia kita tidak jauh berbicara ke ranah pendidikan, mungkin lebih saya spesifikasikan lagi lebih tepatnya pendidikan formal. 

Pendidikan ini meliputi taman kanak-kanak sampai ke jenjang universitas, kalau boleh saya menghitung berapa tahun kita studi sampai S1, kira-kira kita menghabiskan waktu sekitar 17 tahun sampai 18 tahun kita melakukan studi formal. Cukup lama? Menurut saya iya, dengan waktu selama itu sudah memakan satu perempat waktu hidup kita kalau asumsi mortalitas rata-rata 70 tahunan, belum termasuk studi S2 atau S3 atau studi khusus untuk sertifikasi. Tujuan saya memaparkan hal diatas sebenarnya untuk mengidentifikasi efektifitas dari lamanya studi dengan hasil realisasi di dunia nyata. Saya asumsi studi sampai S1 karena di kota-kota besar, mayoritas gelar Sarjana sudah menjadi persyaratan umum untuk lolos berkas.

Dari asumsi diatas apa sebenarnya  masalah yang ada di Indonesia yang disebabkan dengan kurangnya lama Pendidikan tiap individu, ataupun gelarnya? Ataukah tingginya kasus KKN dikarenakan kurangnya moral dan integritas dan dasar pemikiran yang benar? Atau malah mayoritas masyarakat Indonesia memang memiliki inteklektual yang rendah dan tidak mampu bersaing dalam dengan bangsa lain?. Menurut saya masalah utama yang dihadapi oleh bangsa ini adalah moral integritas masyarakatnya. 

Lagi- lagi kita kecolongan dalam pengembangan SDM, kita terlalu fokus dan mengejar hal-hal yang eksak, hasil, nilai. Tapi esensi studi itu sendiri kita tidak mendapatkannya, studi hanya dijadikan formalitas untuk mendapatkan gelar dan pekerjaan, pengajar pun hanya terpaku pada output bukan pemahaman. Sampai muncul kasus universitas gadungan, bahkan ada saja kasus anggota DPR yang membeli ijazah S1. Sungguh miris rasanya melihat realita praktik Pendidikan yang ada di negeri ini.

Menurut saya yang sangat penting dalam membangun SDM di Indonesia adalah dengan membangun dasar-dasar landasan berfikir manusia dengan benar dulu. Contoh dari moral, integritas, kejujuran dan budi pekerti, Pendidikan harus lebih condong kearah tersebut sampai semuanya benar-benar terserap ke masing-masing insan akademik, Setelah itu baru ilmu pengetahuan masuk dan diharapkan bisa berguna dengan baik dan bermanfaat kepada lingkungan sekitar. Ilmu tanpa landasan prinsip yang baik adalah buta, dan landasan prinsip tanpa ilmu adalah basa-basi.

Salah satu masalah terbesar lainnya adalah sangat tidak merata pendidikan di Indonesia. Tercatat Indonesia menduduki peringkat 69 dari 76 negara mengenai kualitas Pendidikan secara komprehensif menurut PISA (Program for International Student Assesment), menurut saya salah satu penyebab hal ini terjadi karena negara ini menjadi semakin kapitalis(dalam ranah Pendidikan) belum termasuk dari tenaga pengajar yang kurang, yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin.  

Saya yakin semua warga Indonesia memiliki hak yang sama dalam kesetaraan pendidikan dan saya tidak pernah meragukan sedikitpun insan-insan di daerah-daerah terpencil dapat bersaing dengan yang lain jika diberi kesempatan. Hal tersebut juga dilampirkan di alinea ke-4 UUD 1945 bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa adalah salah satu tujuan dari terbentuknya negara ini, Indonesia.

Oleh karena itu kita sebagai warga Indonesia terutama saya yang sedang menjadi mahasiswa, harapan masyarakat sebagai penerus keberjalanan bangsa ini harus mulai sadar bahwa tiap insan yang berada di Indonesia punya tanggung-jawab untuk memajukan negara ini. Dalam hal apapun, ranah apapun dan sekecil apapun. Karena saya percaya, hal apapun yang kita lakukan untuk memajukan bangsa ini pasti akan berkontribusi pada majunya Indonesia nanti, seperti teori Butterfly Effect, "mungkin kepakan satu kupu-kupu dapat mengakibatkan tornado di belahan bumi lainnya".

Image Source: http://hmass.com

Tasya Oesricha Pakki - 11615013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun