Mohon tunggu...
tasyanamira
tasyanamira Mohon Tunggu... MAHASISWI

menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Karhutla di Jambi, Bencana yang Bisa di Cegah Tapi tak Pernah di Hentikan

21 April 2025   21:43 Diperbarui: 21 April 2025   21:43 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kebakaran Hutan (iStock) : Sumber Liputan6.com

Setiap tahun, Provinsi Jambi kembali terperangkap dalam kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Meskipun status siaga darurat telah di tetapkan sejak Juli 2024 dan diperpanjang hingga November, kebakaran terus meluas, mencemari udara, dan mengancam kesehatan masyarakat. Dengan adanya teknologi dan regulasi yang ada, karhutla seharusnya bisa di cegah. Namun, mengapa  bencana ini terus berulang? Inilah yang menjadi pertanyaan besar yang harus di jawab dengan langkah nyata.

Praktik pembakaran lahan ilegal tetap menjadi penyebab utama karhutla di Jambi. Meskipun sudah ada larangan tegas mengenai pembakaran hutan, banyak pihak, terutama perusahaan dan petani, yang masih menggunakan cara ini untuk membuka lahan, terutama di sektor perkebunan kelapa sawit. Hal ini terjadi karena proses pembakaran dianggap lebih murah dan lebih cepat dibandingkan dengan metode lain. Meskipun peraturan sudah ada, penegakan hukum yang lemah membuat banyak pelaku pembakaran tidak mendapatkan sanksi yang tegas. Pemerintah pun tampak kurang konsisten dalam menangani masalah ini. Faktor cuaca, seperti kemarau panjang yang menyebabkan tanah menjadi kering dan mudah terbakar, juga memperburuk situasi, meskipun itu bukan alasan untuk terus membiarkan kebakaran terjadi.

Karhutla memiliki dampak besar terhadap kualitas udara di Jambi. Pencemaran udara yang di sebabkan kebakaran hutan dan lahan, menimbulkan beberapa dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat. Sebagian besar polusi udara terfokuskan pada efek akibat terhirup melalui saluran pernapasan mengingat saluran pernafasan merupakan pintu utama masuknya polutan udara kedalam tubuh. Indeks Kualitas Udara (AQI), sering mencapai level yang tidak sehat, dan ini mengancam kesehatan masyarakat terutama bagi anak-anak, lansia, dan penderita penyakit asma.   Tak hanya itu, dampak ini juga berakibat di kehidupan sosial dan ekonomi dimana terganggunya aktivitas masyarakat sekitar terutama bagi mereka yang banyak melakukan aktivitas di luar ruangan, hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di sekitar hutan, banyak aktivitas terhambat, sekolah di liburkan, dan sektor pariwisata terhenti. Polusi udara yang parah ini memuat kualitas hidup warga jambi menurun drastis setiap tahun. 

Untuk mengatasi masalah karhutla yang terus berulang, penegakan hukum yang lebih tegas harus menjadi prioritas. Pemerintah perlu memperketat pengawasan terhadap praktik pembakaran hutan dan memberikan sanksi yang lebih berat bagi perusahaan atau individu yang melanggar aturan. Hal ini penting untuk memberikan efek jera, agar pembakaran lahan ilegal tidak terus terjadi. Selain itu, edukasi dan kesadaran masyarakat juga sangat penting. Masyarakat perlu diberikan pemahaman mengenai dampak buruk karhutla, tidak hanya untuk kesehatan, tetapi juga untuk kelangsungan hidup mereka sendiri. Perusahaan yang membuka lahan juga perlu diawasi agar tidak menggunakan cara pembakaran, melainkan beralih ke mode yang ramah lingkungan.  Pengelolaan lahan yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan harus menjadi bagian dari solusi utama. Dengan pengelolaan yang lebih bijak, kita dapat menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi kebakaran hutan yang berbahaya bagi masyarakat dan alam.

Jika karhutla di Jambi tidak dihentikan dengan langkah nyata, maka kualitas udara akan terus memburuk, dan masyarakat akan terus menderita. Karhutla adalah bencana yang bisa dicegah, tetapi hanya dengan penegakan hukum yang tegas, kesadaran masyarakaat yang tinggi, dan penggunaan teknologi yang lebih ramah lingkungan. Jika semua pihak berperan aktif dalam mengatasi masalah ini, tidak ada lagi alasan untuk membiarkan karhutla terus berulang. Waktu untuk bertindak adalah sekarang. 

  

  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun