Boyolali, 16 Agustus 2025 -- Kelompok mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang tergabung dalam program Giat 12 melaksanakan kegiatan pemanfaatan limbah organik rumah tangga berupa kulit pisang dan air cucian beras menjadi pupuk organik cair di Desa Klumpit, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan warga dalam mengelola sampah organik menjadi produk yang bermanfaat, khususnya dalam bidang pertanian. Mahasiswa UNNES memberikan pelatihan langsung kepada warga mengenai proses pembuatan pupuk organik cair yang ramah lingkungan, murah, dan mudah dilakukan di rumah.
Koordinator kegiatan GIAT 12, farayhan ginza aulia menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam mendukung pertanian berkelanjutan. "Kami ingin membantu masyarakat desa dalam mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan memanfaatkan limbah rumah tangga yang selama ini dianggap tidak berguna," ujarnya.
Proses pembuatan pupuk organik cair dimulai dengan mengumpulkan kulit pisang dan air cucian beras, lalu difermentasi bersama bahan lain seperti gula merah dan EM4 (Effective Microorganisms 4). Setelah melalui proses fermentasi selama kurang lebih 7--14 hari, cairan hasil fermentasi dapat langsung digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari warga Desa Klumpit. Salah satu warga, Ibu Dewi Sri, mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat bagi petani dan ibu rumah tangga. "Biasanya air cucian beras langsung dibuang, ternyata bisa dimanfaatkan untuk tanaman. Kami sangat terbantu dengan pengetahuan baru ini," Ujarnya.
Selain pelatihan, mahasiswa juga membagikan brosur panduan pembuatan pupuk organik cair agar warga dapat terus mempraktikkannya secara mandiri.
Kegiatan yang berlangsung pada 16 Agustus 2025 ini menjadi salah satu wujud implementasi, khususnya dalam hal pengabdian kepada masyarakat. Diharapkan, program ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan lebih luas di desa-desa lain sebagai upaya mendukung pertanian organik dan pelestarian lingkungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI