Mohon tunggu...
TASYAH SEPTIANA PUTRI
TASYAH SEPTIANA PUTRI Mohon Tunggu... NIM - 43225010027 ( Universitas Mercu Buana )

Tasyah Septiana Putri (43225010027) - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Program Studi S1 Akuntansi - Universitas Mercu Buana - Dosen Etik Mercu Buana dan Pendidikan Anti Korupsi Apollo Daito, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan

16 Oktober 2025   21:20 Diperbarui: 17 Oktober 2025   07:43 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13-KTEe_OJpyE1B_/edit?slide=id.p13#slide=id.p13

Sumber Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan

Pendahuluan 

Hidup adalah perjalanan penuh tantangan dan ketidakpastian yang menguji ketahanan mental manusia. Dalam menghadapi dinamika tersebut, berpikir positif menjadi cara pandang yang mampu mengubah persepsi dan respons kita terhadap realitas, bukan sekadar semangat kosong. Lima tokoh besar Marcus Aurelius, Epictetus, Friedrich Nietzsche, William James, dan Albert Ellis menawarkan pandangan berharga tentang seni berpikir positif dengan pendekatan berbeda namun tujuan serupa: menemukan makna dan ketenangan dalam hidup.

Marcus Aurelius dan Epictetus, dari Stoa, menekankan pentingnya kendali diri dan penerimaan terhadap hal-hal di luar kuasa kita. Nietzsche mengembangkan gagasan “Amor Fati,” yaitu mencintai takdir sepenuhnya, termasuk penderitaan, sebagai bagian dari pertumbuhan diri. William James memperluas pandangan ini dengan menegaskan bahwa keyakinan dapat membentuk realitas, sementara Albert Ellis menghadirkan pendekatan rasional melalui terapi kognitif yang mengajarkan bagaimana pikiran logis dapat mengubah emosi negatif.

Kelima tokoh ini membentuk perjalanan evolutif berpikir positif dari penerimaan pasif menuju penciptaan aktif, dari filsafat menuju praktik nyata. Melalui pemahaman mereka, kita diajak menghadapi tantangan hidup dengan kebijaksanaan, ketenangan, dan keyakinan bahwa setiap pengalaman, baik maupun buruk, memiliki makna yang membangun diri.

1). Marcus Aurelius (121-180 M) - Filsuf Stoik Romawi

Marcus Aurelius adalah seorang kaisar Romawi yang juga filsuf STOA. Hidupnya penuh dengan tanggung jawab besar, peperangan, dan tekanan. Namun, ia justru meninggalkan warisan pemikiran tentang ketenangan batin. 

Pemikiran Utama dan Penjelasan

Marcus Aurelius meyakini bahwa ketenangan batin tidak bergantung pada peristiwa eksternal, melainkan pada cara kita menanggapinya. Kita tidak dapat mengendalikan apa yang terjadi di luar diri, tetapi selalu memiliki kendali atas pikiran dan reaksi kita. Bagi Marcus, kebahagiaan sejati (eudaimonia) tercapai melalui kebiasaan berpikir rasional, tenang, dan positif dalam menghadapi setiap keadaan hidup.

Kutipan Terkenal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun