Mohon tunggu...
Tasya ayu
Tasya ayu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa universitas kanjuruan malang

Tasya Ayu Ramadhani_190402080031

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kritik Sastra Puisi Anak Seorang Perempuan

9 Desember 2020   22:53 Diperbarui: 9 Desember 2020   22:53 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Anak Seorang Perempuan

Hingga dewasa saya tak pernah tahu
Saya ini sebenarnya anak siapa.Sejak lahir
Saya diasuh dan dibesarkan ibu tanpa kehadiran
Seorang ayah.ibu pernah mengaku,dulu ia memang
Suka kencan dengan para lelaki,tapi tak bisa
Memastikan benih lelaki mana yang tercetak
Di rahimnya,lalu terbit menjadi saya.

Ibu tak pernah menyebut dirinya
Perempuan jalang,dan bagi anak seperti saya
Yang mengalami kelembutan cinta seorang ibu,
Soal itu toh tidak penting-penting amat.
Ketika seorang penyair iseng bertanya apakah
Saya ini buah cinta sejati atau cinta birahi,
Hasil hubungan terang atau gelap,saya
Menganggap dia bukan penyair cerdas.
Justru ibu yang bukan penyair pernah bertanya,
"Kau,Penyairku,apakah kau tahu pasti
Asal-usul benih yang yang tumbuh dalam kata-katamu?"

Sudah ada beberapa lelaki misterius
Yang mengaku-aku sebagai ayah saya.
Masing-masing menyatakan cintanya yang tulus
Kepada wanita yang telah melahirkan saya
Dan merasa bangga terhadap saya.
Sayang saya tak butuh pahlawan kesiangan.
Lagi pula,saya lebih suka membiarkan
Diri saya tetap menjadi milik rahasia.

Kini ibu saya yang cerdas terbaring sakit.
Tubuhnya makin hari makin lemah.Dalam sakitnya
Ia sering minta di bacakan sajak-sajak saya
Dan kadang ia mendengarkannya dengan dengan mata
Berkaca-kaca.Beberapa saat sebelum beliau wafat,
saya sempat lancang bertanya "Bu, saya ini sebenarnya
anak siapa?"Saya membayangkan
ibu yang penyayang itu akan hancur hatinya.
Tapi sambil mengusap kepala saya,
Ia menjawab hangat "Anak seorang perempuan" .

puisi renungan ini berjudul Anak Seorang Perempuan menceritakan sosok seorang perempuan dewasa yang sejak lahir tak menikmati kasih sayang seorang figur bapak,menggambarkan dalam tokoh puisi ia tak mengenal apa itu bapak dan sekarang ia tumbuh dewasa bergelut dengan dunia yang amat keras,menghidupi kehidupannya sendiri dan menghidupi seorang wanita yang sangat mulia menemaninya mulai dari lahir hingga dewasa saat ini.

Tema puisi ini sangat kurang bahkan bisa di bilang kurang populer memiliki peminat yang tidak banyak,tidak seperti puisi percintaan yang populer di kalangan remaja dan melambung tinggi.Dan tidak sebanyak penggemarnya puisi tentang politik juga karna politik peminatnya juga banyak di gandrungi oleh para aktivis di kalangan orang dewasa.Akibatnya puisi Anak Seorang Perempuan ini harus di kemas dengan rapi agar pembaca bisa menangkap makna dan arti dari puisi yang di tulis oleh pengarang puisi tersebut dan memahaminya.Di puisi ini lebih menonjolkan renungan,cerita si tokoh semasa hidupnya dengan ibunya ia benar-benar hidup berdua tanpa sosok pelindung keluarga,kepala keluarga ia di tinggalkan dengan ibunya oleh sang bapak.

Tokoh di dalam puisi Anak Seorang Perempuan tersebut menggambarkan menceritakan perasaan tokoh anak perempuan yang kesepian karena kehilangan sosok lelaki seorang bapaknya yang membuatnya ada di dunia ini,ia tak mengetahui jati dirinya bapaknya sendiri begitu pun dengan ibu yang yang seolah tak mau memberitahu asal asul tentang bagaimana ia dapat tercetak dan terlahir di dunia ini.Ada sesuatu yang di sembunyikan oleh si ibu yang berhati mulia ketika ia masih muda dulu.
Di keluarga tokoh ibu pun ia di anggap bukan wanita baik-baik ketika muda ia selalu berganti-ganti pasangan terlihat ketika si tokoh menceritakan "sudah ada beberapa lelaki misterius" "yang mengaku-aku sebagai ayah saya".Ibu di puisi ini terpaksa melakukan itu antara kebutuhan ekonomisnya atau bahkan memang ingin melakukannya ketika muda dulu.
Si tokoh anak perempuan di besarkan oleh ibunya sendirian dan dia merasakan kasih sayang yang sangat utuh dan tulus dari ibunya dan si ibu melengkapi sosok ayahnya untuk seorang anaknya,tetapi tetaplah saja jiwa sosok seorang ibu tetaplah ibu tak bisa sempurna seperti figur kepala rumah tangga asli karna peran seorang bapak sangatlah penting untuk perkembangan psikis sang anak itu sendiri.
Terlebih lagi anak ini perempuan yang seharusnya sangat butuh dukungan,dorongan seorang ayah dalam hidupnya dia juga agar ada yang melindunginya dan setiap anak perempuan pasti butuh perlindungan khusus dari sosok bapaknya agar ketika ia dewasa bisa menjaga dirinya dan mendapat arahan ketika ia akan melakukan ke jenjang pernikahan atau memilih sosok pasangan hidupnya kelak,tidak hanya itu saja sosok bapak akan sangar berpengaruh untuk kehidupan setiap anaknya.
Si perempuan (tokoh) menceritakan kehidupannya dan si ibu yang membesarkannya seorang diri,karna ibunya terlalu tertutup.Paling anehnya ada lebih dari satu lelaki yang sering datang dan mengakui si (tokoh) sebagai anaknya,darah dagingnya.

Kelebihan dari puisi ini pada gaya bahasanya di dalamnya tiap kalimat dan kata mudah di pahami dan di cerna sang pembaca.Dengan menggunakan sudut pandang orang pertama,membuat pembaca dapat mendalami alur cerita dalam puisi tersebut dan hanyut ke dalam sajak-sajaknya .Di dalam puisi ini lebih menonjolkan karakter perempuan yang benar-benar kehilangan se sosok figur bapak,isinya menampilkan percakapan si aku (tokoh) dengan si ibu membuat pembaca memiliki bayangan atau ilustrasi sendiri menurut versinya masing-masing menjadi semakin terasa seperti suasana yang di gambarkan di dalam puisi.
Tetapi ada juga kekurangan dari puisi ini yaitu tak semua tokoh perempuan  dalam dunia kenyataan tidak memiliki perasaan yang di gambarkan dalam tokoh perempuan di puisi dan tak semua pemaca bisa juga menghayati puisi ini karna terkadang juga tak sesuai dengan realita yang ada di kehidupan nyata ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun