Mohon tunggu...
Taslim Buldani
Taslim Buldani Mohon Tunggu... Administrasi - Pustakawan di Hiswara Bunjamin Tandjung

Riang Gembira Penuh Suka Cita

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Buktikan Bakti dan Cintamu dengan Kerokan

20 November 2017   18:36 Diperbarui: 6 Februari 2018   15:52 3560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Juara 1 Blog Comp Kerokanisme Balsem Lang

***

"Enak lamun dikerok karo Ade meh, rasane kuh nyecep." Demikian almarhum Nenek saya pernah berkata dalam bahasa Cilegon (Banten) yang artinya kurang lebih seperti ini "Dikerok sama Ade tuh enak, rasanya pas banget." Alasan itulah yang membuat Nenek kerap meminta saya untuk mengerokinya ketika merasa kurang enak badan. Bukan hanya Nenek, almarhum Ibu pun begitu. Saya (di rumah biasa dipanggil Ade) tentu dengan senang hati melakukannya sebagai tanda bakti dan cinta.

Kerokan memang sudah menjadi tradisi dalam keluarga kami. Metode pengobatan tradisional ini sudah dikenal luas di masyarakat dan dilakukan secara turun temurun. Caranya yang mudah, murah dan khasitnya langsung bisa dirasakan membuat kerokan begitu digandrungi dan sangat diandalkan sebagai metode penyembuhan tradisional. Masyarakat menggandrungi kerokan juga karena bisa dilakuakan di mana saja dan kapan saja. Di pasar, di kantor, di rumah atau di tempat SPA.

Kerokan di Pasar (Materi Presentasi Prof. Didik)
Kerokan di Pasar (Materi Presentasi Prof. Didik)
Kerokan biasa digunakan masyarakat untuk mengatasi masuk angin. Dunia kedokteran memang tidak mengenal istilah masuk angin. Common cold mereka menyebutnya. Kehujanan, kelelahan dan daya tahan tubuh yang menurun merupakan penyebab utama masuk angin. Penderitanya biasanya merasakan gejala seperti pusing, sakit kepala, badan letih/lesu, meriang, nyeri otot, batuk pilek, perut kembung, mual dan tenggorokan gatal.

Sudut Pandang Kedokteran dan Antropologi

Bagaimana kerokan bisa menyembuhkan? Mungkin itu adalah pertanyaan kita selama ini. Dokter pada umumnya menganggap kerokan sebagai tindakan kurang bijaksana. Karena bisa merusak jaringan pembuluh darah katanya. Tapi Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo membuktikan sebaliknya. Didik Gunawan Tamtomo dalam disertasi thesisnya di Universitas Airlangga yang berjudul Kajian Biologi Molekuler Pengobatan Tradisional Kerokan Pada Penanggulangan Mialgia (2005) menyatakan bahwa kerokan aman dilakukan selama dilakukan dengan cara yang benar.

Menurut Prof. Didik kerokan tidak membuat kulit rusak dan pembuluh darah pecah seperti yang dikhawatirkan dokter pada umumnya. ”Selama ini ada anggapan, orang yang sering dikerok kulitnya akan rusak, pori-pori kulitnya membesar, atau pembuluh darahnya pecah. Namun, hasil pemeriksaan di laboratorium patologi anatomi UNS menunjukkan tidak ada kulit yang rusak ataupun pembuluh darah yang pecah, tetapi pembuluh darah hanya melebar,” kata Didik (Kompas.com - 10/04/2012).

Dokumen Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo
Dokumen Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo
Masih menurut Profesor Didik, hasil penelitiannya membuktikan bahwa kerokan bisa meningkatkan kadar endorfin secara signifikan sedangkan kadar prostaglandin menunjukan penurunan. Peningkatan kadar endorfin dalam tubuh akan membuat mereka yang dikerok merasa nyaman, rasa sakit hilang, lebih segar, dan bersemangat.

Sedangkan penurunan kadar prostaglandin membuat nyeri otot berkurang.  Prostaglandin adalah senyawa asam lemak yang antara lain berfungsi menstimulasi kontraksi rahim dan otot polos lain serta mampu menurunkan tekanan darah, mengatur sekresi asam lambung, suhu tubuh, dan memengaruhi kerja sejumlah hormon.

Menurut Achmad Ali Ridho, seorang dokter yang mendalami ilmu Kedokteran Timur seperti bekam dan akupuntur mengatakan bahwa dalam konsep Kedokteran Timur, angin dikategorikan sebagai patogen yang paling berperan menyebabkan orang sakit. Dalam tradisi Islam, Nabiyullah Muhammad SAW memerintahkan berbekam untuk mengeluarkan angin (Achmad, 2015). Sedangkan masyarakat jawa menggunakan metode kerokan. Masyarakat China menyebut kerokan dengan istilah gua sha. Vietnam menyebutnya cao gio. Kamboja menyebutnya goh kyol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun