Mohon tunggu...
tarysaaulia
tarysaaulia Mohon Tunggu... Tim social media specialist

Saya remaja berusia 20 tahun. Saya hobi menulis, juga memiliki sifat pekerja keras , mampu bekerja dalam tim serta gemar dalam belajar hal baru. Mempunyai kreatifitas yang tinggi dan selalu antusias dalam perkembangan tren media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Desa Larangan Sidoarjo: Pengelolahan Sampah Berbasis Ekonomi Hijau Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal

8 Mei 2025   06:24 Diperbarui: 8 Mei 2025   06:24 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Desa Larangan, Sidoarjo -- Dalam beberapa tahun terakhir, Desa Larangan di Kabupaten Sidoarjo telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengelolaan sampah berbasis ekonomi hijau. Inisiatif ini tidak hanya berhasil mengurangi volume sampah yang mencemari lingkungan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

Pengelolaan sampah di Desa Larangan dilakukan dengan pendekatan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Masyarakat desa bersama pemerintah desa menginisiasi program bank sampah yang melibatkan seluruh warga. Bank sampah ini berfungsi sebagai tempat pengumpulan sampah yang sudah dipilah berdasarkan jenisnya, seperti plastik, kertas, dan sampah organik. Sampah plastik dan kertas yang sudah dipilah kemudian dijual ke pengepul untuk didaur ulang, sedangkan sampah organik diolah menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk untuk pertanian dan perkebunan warga. Dengan cara ini, sampah yang sebelumnya menjadi masalah serius kini berubah menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi.

Keberhasilan program ini tidak lepas dari peran aktif masyarakat yang sadar akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Selain itu, pemerintah desa juga memberikan pelatihan dan sosialisasi mengenai pemilahan sampah dan manfaat ekonomi hijau. Pemerintah desa menyediakan fasilitas pendukung seperti tempat pengumpulan sampah dan alat pengolah kompos. Pelibatan kelompok perempuan dan pemuda dalam kegiatan bank sampah juga menjadi kunci suksesnya program ini. Mereka tidak hanya menjadi pelaku pengelolaan sampah, tetapi juga mendapatkan penghasilan tambahan dari hasil penjualan sampah daur ulang dan kompos. Pengelolaan sampah yang efektif telah berhasil menurunkan volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal ini sangat penting untuk mengurangi pencemaran tanah dan air di sekitar desa. Selain itu, pengurangan sampah plastik yang dibakar juga menurunkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim. Lingkungan yang lebih bersih dan sehat membuat kualitas hidup warga meningkat. Anak-anak dapat bermain di lingkungan yang bebas dari sampah, dan risiko penyakit yang disebabkan oleh sampah berkurang drastis.

Pengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Tidak hanya berdampak pada lingkungan, pengelolaan sampah berbasis ekonomi hijau di Desa Larangan juga memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi lokal. Bank sampah yang dikelola secara profesional mampu menciptakan lapangan kerja baru, terutama bagi kelompok masyarakat yang sebelumnya kurang memiliki penghasilan tetap. Pendapatan tambahan dari hasil penjualan sampah daur ulang dan kompos membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga. Beberapa warga bahkan memanfaatkan kompos hasil pengolahan untuk meningkatkan produktivitas pertanian mereka, sehingga hasil panen menjadi lebih baik dan pendapatan meningkat. Selain itu, keberhasilan program ini menarik perhatian investor dan lembaga swadaya masyarakat yang tertarik untuk mendukung pengembangan usaha berbasis ekonomi hijau di desa tersebut. Dana dan pelatihan tambahan yang masuk semakin memperkuat kapasitas masyarakat dalam mengelola sumber daya secara berkelanjutan.

Pengelolaan sampah di Desa Larangan merupakan contoh nyata penerapan ekonomi hijau yang mengedepankan prinsip keberlanjutan. Dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien dan mengurangi limbah, desa ini mampu menjaga kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Model ini dapat dijadikan inspirasi bagi desa-desa lain yang menghadapi masalah serupa. Pemerintah daerah dan pusat pun dapat mendorong program serupa sebagai bagian dari strategi pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada pelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan, pengelolaan sampah berbasis ekonomi hijau di Desa Larangan masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah kesadaran sebagian warga yang belum konsisten dalam memilah sampah. Selain itu, keterbatasan sarana dan prasarana pengelolaan sampah juga menjadi kendala yang harus diatasi. Untuk itu, diperlukan dukungan berkelanjutan dari pemerintah dan berbagai pihak terkait agar program ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas. Pelatihan lanjutan, penyediaan fasilitas yang memadai, dan kampanye kesadaran lingkungan harus terus digalakkan.

Pengelolaan sampah berbasis ekonomi hijau di Desa Larangan merupakan contoh sukses bagaimana sebuah komunitas dapat mengubah masalah lingkungan menjadi peluang ekonomi. Dengan pendekatan yang tepat, pengelolaan sampah tidak hanya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Model ini menunjukkan bahwa pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan bukanlah hal yang mustahil, melainkan sebuah pilihan strategis yang dapat membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan planet kita. Desa Larangan kini menjadi bukti nyata bahwa ekonomi hijau dapat menjadi solusi untuk masa depan yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun