Keluarga Ibu Nasiyeh merupakan contoh perjuangan yang menarik perhatian karena kondisi ekonominya yang menunjukkan tantangan, terutama dengan pendapatan tidak menentu dari pekerjaan suami.Â
Keluarga ini beranggotakan 6 orang dan beralamatkan di Kecamatan Pontianak Barat, Kelurahan Pal Lima. Ibu Nasiyeh berusia 50 tahun dan bekerja sebagai buruh tani, sementara suami Ibu Nasiyeh bekerja sebagai pekerja bangunan.
Keluarga ini menerima bantuan dari pemerintah dalam bentuk PKH (Program Keluarga Harapan) yang diberikan tidak menentu dalam perbulannya dengan nominal Rp 400.000. Ibu Nasiyeh juga mendapatkan bantuan beras sebanyak 10 Kg. Penghasilan yang didapatkan dari pekerjaan suami Ibu Nasiyeh adalah tidak menentu, tergantung dari seberapa banyak orang yang menggunakan jasanya.Â
Suami Ibu Nasiyeh bekerja hanya dua kali dalam seminggu, dan penghasilan yang didapatkan dalam sebulan berkisar Rp 350.000, penghasilan suami Ibu Nasiyeh dalam sekali bekerja berkisar Rp 50.000 dan dalam seminggu suami Ibu Nasiyeh dapat menghasilkan pendapatan berkisaran Rp 100.000.Â
Untuk mencukupi kebutuhan sehari - hari Ibu Nasiyeh bekerja di ladang sebagai buruh tani membantu menanam sayur - sayuran untuk dijual nantinya. Alokasi pendapatan Ibu Nasiyeh dan suami untuk biaya kebutuhan sehari - hari dan juga untuk biaya sekolah anak Ibu Nasiyeh.
Rumah sederhana dengan luas 10 m2 x 6 m2 dan luas tanah 22 m2 x 10 m2 menjadi tempat berkumpul keluarga Ibu Nasiyeh. Rumah tersebut seluruh dindingnya menggunakan tembok semen dengan menggunakan atap rumah yang terbuat dari seng serta lantai rumah yang menggunakan plester semen. Jumlah ruang yang ada di rumah Ibu Nasiyeh berjumlah 3 ruang.
Sumber air minum yang digunakan Ibu Nasiyeh adalah mata air dan untuk sumber air mandi dan cuci menggunakan sumur, jika musim kemarau Ibu Nasiyeh menggunakan air PAM. Dirumah Ibu Nasiyeh juga terdapat WC milik pribadi. Besar daya listrik yang ada dirumah Ibu Nasiyeh adalah sebesar 450 watt.Â
Aset yang dimiliki oleh keluarga Ibu Nasiyeh adalah berupa 1 buah sepeda dan 1 buah kendaraan bermotor yang statusnya bukan milik pribadi tetapi gadai dengan tahun motor yaitu 2014 sebagai alat transportasi sehari - hari, terdapat 1 buah TV yang berukuran 21 inch tetapi keadaan TV tersebut sudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi, 1 buah kulkas dan 1 buah HP. Ibu Nasiyeh juga memiliki aset pertanian berupa sawah yang statusnya hanya sewa bukan milik pribadi.
Dengan kondisi ekonomi keluarga Ibu Nasiyeh yang menunjukkan tantangan, terutama dengan pendapatan tidak menentu dari pekerjaan suami. Meskipun mendapatkan bantuan dari pemerintah, mereka tetap menjalan pekerjaan mereka dan berupayan mencari tambahan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari.Â