Mohon tunggu...
tarisafitriana
tarisafitriana Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

"Don't write your life in words, write in action."-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Periode Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Anak Remaja

22 Oktober 2019   19:20 Diperbarui: 23 Oktober 2019   07:25 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

        Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Kondisi psikologis remaja sedang mengalami goncangan dan konflik-konflik yang mereka sendiri tidak memahaminya. Pada usia remaja pertumbuhan jasmani sangat cepat dan tidak serasi, yang mengakibatkan pertumbuhan meningkat sehingga kejiwaan menjadi goncang, emosi labil, dan peka terhadap rangsangan dari luar sehingga remaja menjadi keras kepala, sukar diatur, mudah tersinggung, sering melawan dan sebagainya. Oleh sebab itu tulisan ini membahas tentang perkembangan jiwa remaja dan bagaimana peran Pendidikan Agama Islam dalam proses mendidik dan membimbing remaja. Tulisan ini ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena tentang kejiwaan remaja serta dampaknya dengan menggunakan metode diskriptif analitis dan untuk menganilisisnya menggunakan content analysis. Ditemukan hasil yang menunjukkan bahwa ada sebuah proses yang harus dilakukan untuk mendidik, membina dan membimbing remaja karena remaja mengalami berbagai macam perkembangan, diantaranya adalah perkembangan fisik, perkembangan inteligensi, perkembangan moral, perkembangan emosi, perkembangan kepribadian, perkembangan sosial, dan perkembangan keberagamaan maka pokok-pokok pendidikan yang harus diberikan kepada seorang remaja sedikitnya harus meliputi pendidikan akidah, pendidikan ibadah, pendidikan akhlak, pendidikan muamalah dan pendidikan kesehatan.[2]    

 

       Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak menuju masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.[3]
   Menrut ausubel (1939) status orang dewasa sebagai status primer, artinya status diperoleh berdasarkan kemampuan dan usaha sendiri. Status anak adalah status penjabaran (derived), artinya tergantung dari pada apa yang diberikan oleh orang tua (dan masyarakat). Masa peralihan diperlukan untuk mempelajari remaja mampu memiliki tanggung jawabnya nanti dalam masa dewasa.

 

        Mengingat perkembangan anak yang amat pesat pada usia remaja, lingkungan keluarga sekarang tidak mampu memberikan fasilitas untuk mengembangkan fungsi-fungsi anak, terutama fungsi intelektual dalam mengejar kemajuan zaman modern, maka anak memerlukan satu lingkungan sosial baru yang lebih luas, berupa sekolahan, untuk mengembangkan semua potensinya.

 

        Milieu sekolah akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada anak sebagai individu dan sebagai makhluk sosial. Peraturan sekolah, otoritas guru, disiplin kerja, cara belajar, kebiasaan bergaul, dan macam-macam tuntutan dan kesenangan belajar pada anak. Misalnya, anak bisa belajar secara sistematis, dapat menjalin hubungan dengan teman-temannya, bisa bermain bersama dan bebas berekspresi dengan sesama, dapat berlomba dan bersenda gurau, dan seterusnya. Semua pengalaman ini memberikan pengaruh yang besar sekali bagi perkembangan kepribadian anak.[4]

 

        Kalau kita perhatikan anak zaman sekarang cenderung tidak mau lagi menuruti perintah orang tua,dan lebih senang mengikuti aturan kelompoknya. Pada saat ini remaja mempunyai sifat keras kepala, pembangkang/menentang, karena sudah menemukan aku-nya, yang berarti sudah menyadari bahwa dirinya subyek dan bukan obyek.

 

  • Adapun perkembangan jiwa anak pada masa sekolah ini yang menonjol antara lain:
             a.    Adanya keinginan yang cukup tinggi, terutama yang menyangkut perkembangan intelektual
          anak, biasanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan, atau senang melakukan pengembaraan
          serta percobaan-percobaan.
  • b .   Energi yang melimpah, sehingga kadangkala anak itu tidak memperdulikan bahwa dirinya
          telah lelah atau capek. Karena energy yang sangat cukup, inilah nantinya sebagai sumber
          potensi dan dorongan anak untuk belajar.
  • c .   Perasaan kesosialan yang berkembang pesat, sehingga anak menyukai untuk mematuhi grup
          teman sebayanya (peer group) malah terkadang anak lebih suka mementingkan peer
          groupnya, dibanding pada orang tuanya. Hal ini memungkinkan karena anak telah banyak
          kawan sekolahnya.
  • d .   Sudah dapat berpikir secara abstrak, sehingga memungkinkan bagi anak untuk menerima
           hal-hal yang berupa teori-teori ataupun norma-norma tertentu.
  • e  .  Minat istimewanya tertuju kepada kegemaran dirinya (gemar bermain gitar, pelihara
           binatang, dan lain-lain) yang mengakibat anak melalaikan tugas belajarnya.
  • f .    Adanya kekejaman yaitu: "Perhatian anak ditunjukkan kepada dunia luar,akan tetapi dirinya
          tidak mendapat perhatian, saat itu juga anak belum mengenal jiwa orang lain."

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun