Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Giring Jokowi untuk Calon Diktator dalam Sejarah Dunia

16 Maret 2021   09:30 Diperbarui: 16 Maret 2021   09:42 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar haloindonesia

Oleh : Tarmidinsyah Abubakar

Joko Widodo adalah presiden pertama yang dipilih oleh rakyat dari kalangan rakyat sipil dan masyarakat biasa bukan dari kalangan bangsawan politik Indonesia. Sepantasnya masyarakat perlu mengawal secara baik agar budaya ini dapat dipelihara sehingga dimasa yang akan datang kepercayaan politik terhadap rakyat sipil ini dapat diteruskan oleh warga masyarakat lain untuk menjadi presiden Indonesia.

Budaya baru bagi masyarakat Indonesia ini adalah suatu kemajuan demokrasi dalam tataran cara pandang masyarakat terhadap pemimpinnya dari rakyat biasa.

Pada dasarnya sejak awal kemerdekaan Republik Indonesia, dimana bangsa dan negara ini dalam kepemimpinan rakyat sipil dengan menempatkan Soekarno sebagai presiden pertamanya. Demikian pula demokrasi sudah seharusnya menjadi makanan utama rakyat sebagaimana konstitusi negara yang dirancang oleh funding fathernya.

Keberadaan presiden dari kalanngan rakyat sipil ini tentunya dapat menjadi preseden buruk apabila prilaku dan kebijakan presiden yang dipercayakan rakyat dimaksud tidak cukup paham memperlakukan rakyat, apalagi sikapnya menunjukkan gejala positif dalam sistem kepemimpinan militeristik.

Faktor pertimbangan pemilih dalam persepsi sipil militer besar pengaruhnya, bisa jadi sebagai proses uji dari ketahanan kepemimpinan sipil, karena diperiode reformasipun yang sebelumnya masyarakat masih saja memilih pemimpin dari kalangan militer yakni Susilo Bambang Yudoyono (SBY). Padahal 32 tahun Indonesia dipimpin Jenderal Soeharto dengan sistem kepemimpinan yang otoritarian.

Dalam perspektif kader militer hanya Prabowo Subianto yang diproyeksi sejak awal namun masih mangalami kegagalan dalam mencapai kursi presiden dan berhasil dipotong kalangan rakyat sipil yang bernama Joko widodo.

Karir politik Jokowi boleh disebut hampir sempurna, yaitu dari mulai Walikota Solo, Gubernur DKI dan Presiden dalam waktu yang cukup singkat karena perjalanannya tidak melalui petinggi negara atau belum dikenal dalam perpolitikan nasional sebelumnya.

Merawat budaya kepemimpinan sipil tersebut maka setidaknya Jokowi dan rakyat perlu bekerjasama secara baik agar kepemimpinannya tidak terdegradasi dalam sistem yang justru berlawanan dengan masyarakat sipil itu sendiri.

Jangan sampai kepemimpinan sipil justru militeristik, sementara kepemimpinan dari kalangan militer justru civilian dan karena itu akhirnya sipil tidak bisa diharap dan rakyat kembali kemasa lalu untuk lebih percaya kepada kalangan militer untuk memimpin negaranya.

Salah satu alat terbesar dalam membangun rakyat sipil yang dimiliki presiden Jokowi adalah yang penulis sampaikan diatas, dan hal ini akan menjadi sejarah dalam kepemimpinan pembangunan rakyat. Karena dalam sejarah pembangunan bangsa di dunia orang atau pemimpin jahat dan pemimpin baik sama populernya dan diingat oleh rakyat dimasa depan menjadi pelajaran sejarahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun