Perusahaan pelat merah pimpinan eks Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso itu optimistis masih bisa menyerap beras dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang saat ini masih di level Rp4.030 per kg.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya masih bisa menyerap gabah sesuai dengan harga acuan atau HPP fleksibilitas 10%, yakni Rp4.030 per kg dan beras Rp8.060 per kg. Ia mengklaim perseroan dapat menyerap gabah antara 10.000 ton---13.000 ton per hari.
Bachtiar menambahkan, meskipun harga gabah terus naik menjelang panen gadu, penyerapan Bulog tidak akan terganggu. Ia bilang perusahaan pihaknya diberikan amunisi lain berupa penyerapan beras dan gabah dengan skema komersial, yaitu mengikuti harga pasar.
Dalam skema ini, beras akan diserap sebagai kategori premium, tetapi seandainya dilepas sebagai cadangan beras pemerintah (CBP) akan digantikan selisih harganya." Misalkan situasi harga naik terus kami bisa beli komersial, tetapi lebih kepada buy to sell pengadaannya. Itu pun sudah berjalan. Beras premium kami kan komersial," katanya.
Target pengadaan sampai dengan akhir Mei 2019 dipatok sebesar 1,6 juta ton. Meskipun penyerapan masih lemah, baru 24% per 15 Mei 2019, Bachtiar tetap meyakinkan bahwa target optimistis tercapai.
Bachtiar berdalih angka serapan itu tidak dapat dibilang rendah, memginat mereka baru efektif menyerap pada 2 bulan terakhir. "Antara Januari---Februari kosong [tidak ada panen]. Lagipula stok kami sekarang 2,1 juta ton, itu pun tidak melambatkan penyerapan, karena tetap kami serap."