Mohon tunggu...
Taofik Wildan
Taofik Wildan Mohon Tunggu... Buruh - Saya adalah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Wildan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bulog Klaim Mampu Serap Beras Sesuai Harga Pemerintah

16 Mei 2019   22:48 Diperbarui: 16 Mei 2019   22:53 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perusahaan pelat merah pimpinan eks Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso itu optimistis masih bisa menyerap beras dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang saat ini masih di level Rp4.030 per kg.

Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya masih bisa menyerap gabah sesuai dengan harga acuan atau HPP fleksibilitas 10%, yakni Rp4.030 per kg dan beras Rp8.060 per kg. Ia mengklaim perseroan dapat menyerap gabah antara 10.000 ton---13.000 ton per hari.

Bachtiar menambahkan, meskipun harga gabah terus naik menjelang panen gadu, penyerapan Bulog tidak akan terganggu. Ia bilang perusahaan pihaknya diberikan amunisi lain berupa penyerapan beras dan gabah dengan skema komersial, yaitu mengikuti harga pasar.

Dalam skema ini, beras akan diserap sebagai kategori premium, tetapi seandainya dilepas sebagai cadangan beras pemerintah (CBP) akan digantikan selisih harganya." Misalkan situasi harga naik terus kami bisa beli komersial, tetapi lebih kepada buy to sell pengadaannya. Itu pun sudah berjalan. Beras premium kami kan komersial," katanya.

Bisnis

Target pengadaan sampai dengan akhir Mei 2019 dipatok sebesar 1,6 juta ton. Meskipun penyerapan masih lemah, baru 24% per 15 Mei 2019, Bachtiar tetap meyakinkan bahwa target optimistis tercapai.

Bachtiar berdalih angka serapan itu tidak dapat dibilang rendah, memginat mereka baru efektif menyerap pada 2 bulan terakhir. "Antara Januari---Februari kosong [tidak ada panen]. Lagipula stok kami sekarang 2,1 juta ton, itu pun tidak melambatkan penyerapan, karena tetap kami serap."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun