Mohon tunggu...
Taofik Dzaki
Taofik Dzaki Mohon Tunggu... Konsultan - Saya adalah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemerhati bangsa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Terima APBN, Kinerja Bulog Perlu Diaudit BPK

12 Juli 2019   22:49 Diperbarui: 12 Juli 2019   22:59 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gudang bulog (foto oleh ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Ketidakmampuan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam mengelola stok beras perseroan sehingga menumpuk dan memunculkan kemungkinan terjadinya penurunan mutu, perlu diperiksa secara lebih mendalam.

Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra)meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mengaudit lembaga pangan yang dipimpin oleh Budi Waseso. Audit perlu dilakukan mengingat pengadaan beras yang dilakukan oleh Bulog dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bulog menerima anggaran dari APBN. Oleh karena itu, Bulog harus menjalani audit, baik audit kinerja maupun keuangan.

Sekretaris Jenderal Fitra, Misbah, berpendapat dari audit itu akan ketahuan seberapa besar dari kinerja dari Bulog itu sendiri. Selain itu, dari audit itu akan terlihat apakah ada temuan kerugian negara dari Bulog. "Sebab, Bulog gagal jual dan distribusi berpotesi merugikan negara. BPK melakukan audit ini," katanya.

Diketahui, Pemerintah Jokowi-JK memang tengah mencari jalan keluar agar stok beras di gudang Bulog sebanyak 2,3 juta ton dapat disalurkan. Sebab, apabila terus-terusan ditahan di gudang Bulog, kualitas beras akan rusak. Beberapa waktu lalu, Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengaku, pihaknya harus melepas sebanyak 50 ribu ton cadangan beras pemerintah (CBP) akibat kondisi beras yang sudah rusak akibat terlalu lama disimpan.

Kinerja Bulog (meme olah pribadi)
Kinerja Bulog (meme olah pribadi)
Karut marut soal siapa penyalur beras program bantuan sosial (bansos) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) memang telah usai. Alih-alih mengambil keseluruhan program untuk kalangan miskin itu, Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang akhirnya memberi kesempatan bagi Bulog untuk mengisi kebutuhan beras bagi program bansos dimaksud. 

Tak hanya memberikan jatah porsi penyaluran sampai 100%, Agus bahkan mendapuk Bulog sebagai manager supplier alias pengelola pasokan beras untuk BPNT. Dengan demikian, BUMN yang dipimpin oleh eks Kepala Badam Narkotika Nasional (BNN) tersebut akan menjadi "kepala" proyek tersebut. Terhitung mulai bulan depan, pemain swasta yang ingin ikut bermain dalam BPNT wajib berkoordinasi dengan Bulog.

"Kemenangan" ini seharusnya tidak lantas membuat Bulog bernafas lega. Memang tidak dapat disangkal nyawa Bulog sedikit banyak tertolong oleh penunjukkan penuh oleh Mensos. Bulog akhirnya kembali memiliki kanal penyaluran beras yang pasti. Tetapi di sisi lain, tugas Bulog sesungguhnya menjadi lebih berat.

Buwas selaku ujung tombak Bulog harus memastikan beras perseroan berkualitas baik supaya bisa bersaing dengan beras dari pihak swasta yang juga disalurkan dalam program BPNT. 

Penujukkan perusahaan pelat merah tersebut untuk menyalurkan 100% beras untuk BPNT, dalam hal ini Bulog diberikan jatah menyalurkan 750.000 ton berasnya untuk program dimaksud, juga memunculkan kekhawatiran tersendiri.

Hingga akhir tahun ini, perseroan ditugaskan dapat mengamankan CBP setidaknya di level 1 juta---1,5 juta ton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun