Apakah kedatangan Anies Baswedan ke Cilacap murni untuk panen raya padi atau menyimpan misi terselubung. Terlebih Komisaris PT Food Station Tjipinang, yang menginisiasi kerjasama DKI Jakarta dengan Gapoktan di Cilacap, adalah Sudirman Said, calon gubernur Jawa Tengah yang kalah dari Ganjar Pranowo pada 2018 silam. Apakah Anies sengaja memanfaatkan Sudirman Said untuk masuk ke lumbung suara yang dulu pernah diperoleh? Lantas untuk apa lumbung suara itu? Untuk Pilpres 2024?
Setelah gagal di pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2018 silam, nyaris sosok Sudirman Said hilang dari peredaran. Tapi beruntung, link orang besar masih dia simpan, dua di antaranya Jusuf Kalla dan Anies Baswedan. Dari Jusuf Kalla, Sekjen PMI dia terima, sementara oleh Anies Baswedan dia dipinang jadi komisaris PT Food Station Tjipinang. Lantas, apa yang mesti dilakukan Sudirman S sebagai imbalan?
Anies Baswedan dan Sudirman Said adalah kawan lama. Bahkan yang meloloskan Anies sebagai Rektor Universitas Paramadina adalah Sudirman Said. Sebagai kawan, Sudirman Said kini jadi salah satu panglima perang untuk gubernur DKI Jakarta itu. Dan Jawa Tengah adalah medan tempur pertama yang harus ditaklukkannya demi seorang Anies Baswedan.
Kenapa Sudirman Said ditempatkan pada posisi komisaris PT Food Station Tjipinang? Sebuah BUMD yang sangat tidak beken sama sekali. Tapi bukan soal beken atau bukan, posisi itu disiapkan Anies agar Sudirman Said bisa melakukan akselerasi ke berbagai daerah yang basis pertanian kuat, Jawa Tengah salah satunya. Dan tanpa menunggu lama, genderang langsung ditabuh. Cilacap, daerah pertama yang disentuh.
Alibinya, kunjungan ke Cilacap adalah panen raya padi bersama gabungan kelompok petani untuk memenuhi pasokan pangan di Jakarta. Padahal jika mau, jika niatan utamanya adalah untuk memenuhi pasokan pangan Ibukota, Anies bisa menjalin kerjasama dengan Pemprov Jateng atau kontak langsung Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Karena jika soal padi, masih ada kabupaten yang lebih bagus produksinya dibanding Cilacap yakni Grobogan dan Sragen.
Tapi di dua kabupaten penghasil padi terbaik itu, suara yang dulu diperoleh Sudirman Said ketika Pilgub Jateng 2018 sangat jeblok dibanding di kabupaten Cilacap. Apalagi dua kabupaten itu dipimpin oleh kader PDIP. Sementara Cilacap, dipimpin kader Partai Golkar yang masih dibisa dinego untuk jalan bareng. Meski belum tentu juga partai Golkar bakal mendukung Anies Baswedan.
Cepat atau lambat, niatan seseorang melakukan sesuatu itu akan tercium juga. Apakah dia bekerja ikhlas dari hati, atau sekadar cari empati dan sensasi. Apakah dia bekerja demi kemakmuran warga atau hanya sekadar mendulang citra. Semoga kita dihindarkan dari pemimpin yang hanya mau enaknya dengan caranya sendiri.
Jika kita obrolin lebih jauh, masih banyak kejanggalan dan nuansa sangat dipaksakan pada kehadiran Anies Baswedan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Apakah di acara panen raya padi di Cilacap itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diundang? Bahkan di postingan media sosial Anies, nama Pemprov Jateng dan Ganjar Pranowo, tidak disebutkan. Niat baik akan selalu dibarengi cara dan hasil yang baik. Sementara niatan buruk, hanya akan membawa curiga dan permusuhan belaka. Lantas, niat panjenengan mlebet wonten Jawa Tengah niku napa, Pak Anies Baswedan?
