Mohon tunggu...
Juang Arco Tangkas
Juang Arco Tangkas Mohon Tunggu... -

neng, kau suka matematika ya ??\r\nUntukmu neng, abang rela menghitung bilangan tak terhingga . .

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rumah untuk Pulang

14 Agustus 2012   20:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:46 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"aku tak punya rumah, paling tidak untukku berkeluh kesah"

ternyata sudah telat untuk tidur, malam telah meninggalkan barang beberapa jam kelopak mata deri untuk terkatup, ia tak bisa tidur karena daritadi ia sibuk membayangkan bagaimana ia delapan atau sembilan tahun kedepan, sekarang usianya tujuh belas tahun tujuh bulan. Pagi tadi deri bangun jam dua belas siang

ia jadi remaja yang sedikit tak teratur, ia sedang liburan karena sebentar lagi lebaran ia juga memikirkan bagaimana nanti lebaran akan datang

bukan soal baju baru, ketupat, atau uang saku, deri mengaku pada tuhan kalau ia hanya ingin ayahnya pulang,

deri sosok anak muda yang biasa, bukan ikhwan atau pula berandalan

terkadang buruknya, ia hanya mengikuti kemana arah kaki melangkah

terkadang ia sholat berjamaah subuh di masjid , namun terkadang ia lupa pula shalat isya karena kemalaman berkumpul dengan teman-temannya

belum lama deri buka puasa di masjid besar ditengah kota, ia senang dengan yang gratisan , ia mengaku pada buku kalau itu ia lakukan karena ingin menjaga dompetnya yang memang tipis dan sengaja ingin merasakan suasana ramadhan dengan berbuka puasa ala musafir bayangannya dan itu menjadi rutin.

ia tak lagi berpikir seperti temannya kebanyakan sekarang, yang buka puasa bersama di restoran lalu berfoto bersama tanda kebersamaan , ia hanya ingin ingatannya merekam nikmatnya takjil dan es buah gratis

siang ini deri berniat pergi mengunjungi temannya yang ia anggap lebih menyedihkan dari dirinya, deri pun pergi , memakai celana bahan  panjang dan kaos oblong putih yang pucat, ia menunduk melihat kedua kakinya

ia pun ingat, ternyata sudah lama ia tak membeli sandal atau sepatu baru, karena  deri mengaku pada buku ia cukup mampu dulu, akhirnya deri pun meminjam sandal pada uwak nya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun