Jutaan detik telah tertapak oleh langkah.
Gerombolan rasa berlalu pada pilu, sendu dan sedikit bahagia.
Aku, berkelabu pada awan malam.
Menikmati cahaya bulan dari jarak yang kufikir telah maksimal.
Duduk disamping jendela malam, menulis bait-bait penyesalan.Â
Aku terperangkap diantara dinding ego yang membara.
Mendongak pada atap laksana seorang ksatria.
Mimpi yang disimpan rapi kini tercecer di kegelapan, berhamburan dibawa pergi oleh udara malam.
Kekuatan yang terlatih tak lagi berjaya, layu sembilu ditelan masa beberapa jam lamanya.
Harapku kian rapuh. Rasaku kian melepuh.
Bercorak darah pada luka jiwa yang tak pernah terlihat oleh mata.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!