Mohon tunggu...
tampi utami
tampi utami Mohon Tunggu... Guru - Puisi

Tentang rasa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perjalanan Terakhir

19 Desember 2018   19:06 Diperbarui: 19 Desember 2018   19:15 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Jutaan detik telah tertapak oleh langkah.

Gerombolan rasa berlalu pada pilu, sendu dan sedikit bahagia.

Aku, berkelabu pada awan malam.

Menikmati cahaya bulan dari jarak yang kufikir telah maksimal.

Duduk disamping jendela malam, menulis bait-bait penyesalan. 

Aku terperangkap diantara dinding ego yang membara.

Mendongak pada atap laksana seorang ksatria.

Mimpi yang disimpan rapi kini tercecer di kegelapan, berhamburan dibawa pergi oleh udara malam.

Kekuatan yang terlatih tak lagi berjaya, layu sembilu ditelan masa beberapa jam lamanya.

Harapku kian rapuh. Rasaku kian melepuh.

Bercorak darah pada luka jiwa yang tak pernah terlihat oleh mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun