Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dalam Waktu 30 Menit Hanya dengan Rp 36.800 Per Bulan, Saya Menjadi Peserta BPJS Bukan Penerima Upah

28 Desember 2015   18:26 Diperbarui: 30 Desember 2015   06:23 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption ="dok.pri Ruang Tunggu di sebelah kantor pelayanan utama kota Madiun dengan Tulisan berbahasa Jawa yang Atraktif"][/caption]

 

Kurang lebih 10 tahun saya bekerja di Jakarta, jujur saja belum pernah bersentuhan dengan Jamsostek atau apapun yang sifatnya jaminan baik kesehatan terlebih kesejahteraan. Pernah saya menjalani masa training di sebuah bank pemerintah yang kenamaan, namun belum sempat kartu Jamsostek tersebut saya terima dari pihak outsourching yang merekrut saya pada waktu itu, saya memilih untuk tidak memperpanjang PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu).

Pada kisaran tahun 2013-2014, terakhir saya bekerja di lingkungan DPR RI sebagai tenaga ahli sekalipun, tidak ada penyertaan BPJS bagi pekerja di lingkungan gedung DPR RI untuk level Asisten Pribadi ataupun Tenaga Ahli Anggota (kecuali mungkin bagi mereka yang berstatus sebagai PNS). Kini selepas tidak lagi memiliki pekerjaan tetap yang memiliki majikan,tidak  tercatat sebagai penerima upah, dan menempuh usaha mandiri meski waktunya temporer alias partimer saya mendapatkan informasi jaminan sosial yang cukup menginspirasi untuk tetap bisa mendapatkan jaminan kesejahteraan sosial dalam berbagai bentuk. 

Hampir dua minggu saya mendiskusikan perihal kepesertaan BPJS ketenagakerjaan ini dengan suami. Penelusuran tentang keberadaan kantor BPJS Ketenagakerjaan di Kota madiun saya dapatkan dari buku agenda 2016 yang menjadi salah satu marchendise dari Nangkring bersama BPJS ketenagakerjaan diajang Kompasianival 12-13 Desember lalu di Gandaria City. Di halaman terakhir buku berwarna putih tersebut lengkap berisi informasi tentang alamat kantor BPJS Ketenagakerjaan di seluruh Indonesia. Mulai dari kantor pusat yang berada di Jl. Gatot Subroto  No. 79 Jakarta Selatan Hingga 7 Kantor Wilayah yang tersebar dibeberapa wilayah antara lain : Sumatra bagian Utara, Sumatra Bagian Selatan, DKI Jakarta, Jateng & DIY, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi & Maluku, dan Bali, Nusa Tenggara dan Papua yang disingkat Banuspa. Tercatat sebanyak 331 kantor baik itu yang berupa KCP, KCP Mandiri, ataupun KCP Pendukung tersebar dari penjuru Aceh hingga penjuru Merauke.

Siang ini pun saya melenggang menuju Jl. Abdul Rahman Saleh No. 8 Kota Madiun yang merupakan lokasi kantor BPJS Ketenagakerjaan di wilayah Madiun dan sekitarnya. (Belum tercatat lokasi BPJS Kabupaten Madiun dan Kabupaten Magetan yang bertetangga wilayah). Kantor yang terletak di Pojok Jalan itu tampak ramai. Parkir sepeda motor terlihat penuh. Ruang terbuka disamping ruang kantor utama langsung menyita perhatian saya. Ada bentang baliho bertuliskan bahasa Jawa yang cukup atraktif menurut saya. Diawali dengan Kata "Aku Iki ...Wek'e Negoro...Wajib Lan Murah...Akeh Manfaate..Apik Layanane" yang artinya saya Ini (BPJS Ketenagakerjaan) Punya Negara wajib dan murah (terjangkau), banyak manfaatnya dan bagus pelayanannya.

[caption caption="dok.pri: Petugas di sepan pintu masuk sangat membantu (help desk)"]

[/caption]

 

Tak sabar saya membuktikan apa yang tertulis tersebut diatas saya bergegas menghampiri petugas yang melayani antrian di depan pintu masuk. Pelayanan yang prima saya rasakan ketika petugas berseragam safari merah marun yang bertugas sebagai help desk itu langsung mengantarkan saya menuju ruang pemasaran dengan sangat sopan seraya menyebut nama personal yang bertugas di dalam. Padahal saya hanya mengawali dengan kalimat dimana saya bisa mendaftar sebagai  peserta BPJS ketenagakerjaan yang baru.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun