Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Antara Dalijo, Sandal Japit dan Anak Mpok Minah

12 Mei 2020   23:59 Diperbarui: 13 Mei 2020   00:11 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: www.andumhumor.com via hipwee

Puasa kali ini Dalijo patut bersyukur. Dia tak akan kehilangan sandal japit saat taraweh di langgar. Corona membuat sandal japitnya awet.Dia cengar-cengir sembari memandang sandal japit kesayangannya.

Terkenang saat dia harus "nyeker"alias bertelanjang kaki dari langgar ke kos-kosan.Apesnya lagi kaki yang tanpa alas itu harus menginjak "Tletong" alias kotoran sapi milik pak Bari. Slamet...Slamet...slamet, mulutnya reflek bergumam sembari mengelus dadanya yang kerempeng jauh dari kesan bidang.

Malang tak dapat ditolak, untuk tak bisa diraih. Meski tahun ini tidak ada taraweh berjamaah di langgar, nyatanya Dalijo tetap kehilangan sandal japitnya.

Sudah Tiga kali ini Dalijo kelihatan sandal jepit merk ternama yang dalam bahasa Indonesia artinya burung wallet. Harganya memang tak seberapa. Dia beli di warung Mpok Minah seharga 10 ribu saja. 

Namun yang membuat Dalijo kesal, dia harus bolak balik kena fitnah bahwa diam-diam dia naksir anaknya Mpok Minah. Beli sandal jepit hanya modus untuk menutupinya.

Sudah banyak cara Dalijo lakukan agar sandal japitnya itu tidak raib manakala dia taruh di depan pintu kamar kosnya yang hanya berukuran 3x3 meter. 

Letak kamarnya yang dekat dengan kamar mandi bersama itulah yang membuat Dalijo meyakini menjadi kawasan strategis pencurian sandal japitnya.

Pernah suatu ketika sandal japit Dalijo berusia lebih panjang dari sebelumnya. Hampir dua Minggu lamanya sandal japit itu bertahan. Dalijo sengaja membawa masuk sandal japit dalam kamar. Namun naas, saat mandi dia lupa membawa masuk sandal japit dan menaruh diatas keset bertuliskan welcome yang letaknya persis di depan kamar mandi.

Kerap Dalijo ribut dari mulai perang mulut hingga nyaris beradu panco dengan tetangga kos yang rata-rata punya sandal jepit nyaris sama dengan yang Dalijo punya. 

Lha masalahnya mereka juga membeli sandal japit di toko Mpok Minah. Satu-satunya toko kelontong yang bisa membeli aneka kebutuhan dengan sistem cicilan. Dari yang cicilan harian, minggunya hingga bulanan.

Dalijo benar-benar dibuat naik pitam dengan hilangnya sandal japit yang berulang. Anehnya sandal lain yang jauh lebih bagus tidak pernah hilang meski tergeletak begitu saja di depan kamarnya.

Hingga suatu saat Dalijo membuat sayembara. Barang siapa yang menemukan sandal japitnya, jika laki-laki maka akan diangkat jadi saudara dan dibantu pelunasan hutangnya sebesar 50 % dari total hutang di warung Mpok Minah (*syarat&ketentuan berlaku, maksimal seharga sandal jepit), dan jika perempuan maka akan dia jadikan kekasih.

Tak tanggung-tanggung pengumuman itu di tulis pada selembar kertas  karton berukuran lebar. Dibuat tak hanya selembar, melainkan tiga lembar sekaligus.

Satu pengumuman dia tempel di depan pintu kamarnya. 1 pengumuman lagi di tempat di dinding luar kamar mandi bersama. Dan yang terakhir ditempel di warung Mpok Minah.

Adalah Kokom Komariah, anak semata wayang Mpok Minah yang mirip Betty La Fea, hanya saja  tidak berkacamata. Rambutnya keriting dengan kulit sawo terlalu matang. Diam-diam selama ini menyukai Dalijo. 

Hatinya pun berdesir lirih kala Dalijo membaca pengumuman yang Dalijo buat. Akhirnya tak ada lagi istilah pungguk merindukan bulan. Dalijo yang selama ini jauh dalam jangkauan bahkan terkesan roaming jika diajak berbicara tentang cinta, akhirnya akan lekas ia sanding.

Orang boleh saja memandang rendah Kokom secara fisik. Wajah jauh dari kata rupawan. Penampilan sungguh kurang mengenakkan jika dipandang. Namun urusan akal, boleh lah diadu. Termasuk saat. Kokom harus usil diam-diam mengambil dan menyembunyikan sandal japit milik Dalijo.

Kokom yang semula pasrah dan harus puas hanya memandang dari dekat sandal japit Dalijo kini bersiap mendapatkan hal yang telah lama diidam-idamkan.

Sementara Dalijo tak mengira tak menganalisis jika Kokomlah pelakunya. Tiba masa dimana Kokom mengetuk pintu kamar Dalijo sembari menenteng sandal japit sayembara. Dalijo bangkit seketika dari rebahannya. Begitu membuka pintu dan melihat Kokom membawa sandal japit yang dicarinya...tak disangka Dalijo pingsang seketika. Mentalnya tak kuat untuk menerima Kokom sebagai kekasihnya.

Lucu gag lucu, lucuin aja yakk

Salam penuh 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun