Mohon tunggu...
M. TAMHIR TAMRIN
M. TAMHIR TAMRIN Mohon Tunggu... MAHASISWA, SEKRETARIS UMUM BEM FIB UNKHAIR PERIODE 2025-2026

Mahasiswa Program Studi S1 Antropologi Sosial, Universitas Khairun Ternate, Angkatan 2023.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yang Tak Pernah Kukatakan Pada Diananta

16 Juli 2025   09:32 Diperbarui: 16 Juli 2025   09:56 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(JUDUL CERPEN, SUMBER: TAMHIR)

Malam-malam kini tak lagi sekadar sunyi. Ada rindu yang tak pernah sempat terucap, namun selalu hadir sebagai pengingat bahwa ada seseorang yang diam-diam menjadi alasanku bertahan. Namanya tidak pernah kuucapkan di ruang-ruang terbuka, tidak kutuliskan di baliho, apalagi kubicarakan dalam diskusi teman-teman. Tapi nama itu, sejak lama, tinggal dalam kepalaku seperti bisikan yang setia menenangkanku.

Diananta.

Bukan perempuan yang sering muncul di pusat perhatian. Ia tidak banyak bicara, tapi kehadirannya cukup untuk menciptakan ruang damai di kepalaku yang sering dipenuhi keributan. Mungkin aku jatuh hati sejak melihatnya pertama kali duduk sendiri di bangku panjang taman kampus. Atau mungkin saat senyumnya muncul begitu singkat, tapi justru menetap paling lama dalam ingatan.

Kami tidak dekat, tidak juga sering bertukar sapa. Tapi entah bagaimana, keberadaannya terasa akrab di pikiranku. Aku tidak pernah punya keberanian untuk berbicara langsung tentang perasaan ini. Bukan karena takut ditolak, melainkan karena aku merasa belum layak. Aku ingin datang kepadanya suatu saat nanti, sebagai seseorang yang telah selesai dengan dirinya sendiri.

Diananta tidak tahu, bahwa dalam setiap langkah yang kuambil, namanya ikut berjalan bersamaku. Saat aku menulis tentang ketimpangan sosial, saat aku menyuarakan keresahan mahasiswa, bahkan saat aku nyaris menyerah, bayangan dirinya muncul dan membuatku ingin melanjutkan perjuangan. Dia bukan bagian dari panggung perjuanganku, tapi justru menjadi suara tenang yang menjagaku tetap sadar akan tujuan.

Mencintai dalam diam bukan berarti kehilangan keberanian. Diamku adalah cara untuk menyusun keberanian itu secara perlahan, agar ketika aku benar-benar berbicara, yang kudatangkan bukan hanya rasa, tapi juga kesiapan.

"Aku tidak mencintaimu setengah-setengah aku hanya sedang mencintaimu dalam diam yang sedang tumbuh ke arah yang paling indah"  - Anarki

Beberapa orang bilang perasaan yang disimpan terlalu lama bisa hilang. Tapi perasaanku padanya justru tumbuh semakin kokoh. Aku tidak ingin terburu-buru hanya demi merasa lega. Aku ingin mencintainya dengan sabar, seperti menanam pohon dan merawatnya hingga siap menaungi dua orang yang bersandar bersama di bawahnya.

Perjuanganku hari ini mungkin tampak besar di mata orang lain. Tapi hanya aku yang tahu bahwa di balik semua itu ada seseorang yang diam-diam memberiku arah. Dia bukan tujuan utamaku, tapi bersamanya aku ingin menyelesaikan perjalanan ini. Bukan karena dia meminta, tapi karena aku memilih.

Jika kelak kesempatan datang, aku ingin mengajaknya duduk di bawah langit yang sama, tanpa tergesa, tanpa kata yang rumit. Aku hanya ingin dia tahu, bahwa seluruh keteguhan ini yang terlihat keras dari luar diselimuti kelembutan yang berasal dari dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun