Mohon tunggu...
Tamariah Zahirah
Tamariah Zahirah Mohon Tunggu... Penulis - Guru di SMPN 3 Tambun Utara

Menulis salah satu cara menyalurkan hobi terutama dalam genre puisi dan cerpen. Motto : Teruslah menulis sampai kamu benar-benar paham apa yang kamu tulis!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Amanah yang Terjaga (Tema: Meriang)

20 September 2022   22:27 Diperbarui: 20 September 2022   22:51 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tema : Meriang
Judul : AMANAH YANG TERJAGA
Karya : Zahirah Zahra
Genre : Cerpen

Cahaya mentari pagi masuk menerobos dari balik celah jendela kamar. Sedikit memberikan kehangatan selepas fajar menghantarkan dinginnya. Selimut waktu masih membalut gigil pada separuh raga yang lelap dibuai mimpi tak berkesudahan.

Suara denting jam berbunyi, seketika membangunkan Fitrah. Waktu telah menunjukkan pukul 07.00 WIB. Fitrah baru menyadari, pagi ini janjian dengan Zahirah dan As untuk jogging bersama.

Fitrah dan Zahirah ditantang As untuk menurunkan berat badan dengan cara yang sehat. As yang merasa badannya kerempeng, bersedia menjadi penyemangat keduanya. Zahirah dan Fitrah harus komitmen berolahraga, meskipun hanya sekadar jalan pagi.

Sesampainya Fitrah di rumah Zahirah.

"Assalamu'alaikum ... Zahirah, olahraga yuk!" seru Fitrah dari beranda. Namun tak ada jawaban, hingga Fitrah harus mengulang beberapa kali.

Fitrah penasaran, ia mencoba masuk ke dalam rumah. Lagi pula Fitrah dan Zahirah sahabat dekat, keluarganya sudah menganggap Fitrah seperti saudara. Sehingga sudah biasa keluar masuk rumah itu.

Sudah seminggu orang tua Zahirah keluar kota, untuk mengurus bisnis yang sedang dirintisnya. Biasanya Fitrah selalu diminta untuk menemani Zahirah. Hanya saja dua malam ini Fitrah tidak bisa, karena ia harus menemani adiknya belajar untuk persiapan ujian akhir.

Ada perasaan was-was menyergap jiwa, entah sudah berapa banyak doa yang keluar dari bibir mungilnya. Perlahan Fitrah masuk ke dalam rumah Zahirah. Tidak biasanya pintu rumah dalam keadaan tak terkunci. Zahirah biasanya selalu waspada jika sendiri di rumah.

"Adakah orang yang sengaja menyelinap masuk? Lantas ingin mencelakai Zahirah? Astaga ... pikiran macam apa ini? Harusnya aku positif thinking. Pikiran buruk itu tidak baik, khawatir menjadi nyata. Oh tidak ... Zahiraaaaahhh...."

Gubrakkkkkk....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun