Mohon tunggu...
tamara Sari
tamara Sari Mohon Tunggu... Administrasi - Tamara sari

UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Duka di Negeri kita

24 Januari 2021   13:25 Diperbarui: 24 Januari 2021   13:37 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tahun ini, tahun 2021 sudah menginjak Minggu ke tiga pada bulan Januari ini. Negriku Indonesia, hari demi hari dihadiri dengan rasa duka.

Permasalahan yang dialami Indonesia saat ini antara lain pandemi Covid-19 hingga bencana alam.

Badan Penanggulangan Bencana sudah mencatat lebih dari 100 bencana alam yang terjadi selama 20 hari belakangan ini. Bencana bencana tersebut diantaranya banjir, angin ribut, tanah longsor, erupsi gunung berapi, dan juga gempa bumi. BNPB pun harus membagi anggota untuk menangani berbagai bencana yang terjadi di beberapa daerah. 

 Pembuka bencana di tahun 2021. Mulai dari jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 pada 9 Januari 2020, disusul longsor Cimanggung, Sumedang yang hingga kini menelan puluhan korban jiwa.

Berselang satu pekan kejadian gempa bumi berkekuatan M 6,2 juga menghantam Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, pada 15 Januari.

Belum kering air mata, banjir bandang juga merendam Kalimantan Selatan. Basarnas mengungkap 2.600 warga yang terdampak harus mengungsi. banjir dan longsor juga terjadi di Kota Manado, 6 orang meninggal dunia dan 500 lebih warga yang terdampak mengungsi.

  

Curah hujan yang tinggi saat ini dan cuaca ekstrim menyebabkan banjir di beberapa tempat seperti Malang dan Puncak, Bogor," 

Pemda juga diharapkan mampu meningkatkan kewaspadaan dan mengaktifkan serta memobilisasi segala kekuatan dalam rangka penanggulangan bencana," 

Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi juga sudah mengunjungi langsung dua lokasi bencana yaitu Kabupaten Mamuju di Sulawesi Barat yang terdampak Gempa dan kabupaten Banjar di Kalimantan Selatan yang terkena bencana banjir.

Bencana banjir terjadi di Kepulauan Bangka Belitung; kabupaten Bener Meriah dan Aceh Timur, Aceh; Kabupaten Jember, Jombang dan Sampang, Sidoarjo, Jawa Timur,Kabupaten Indramayu, Jawa Tengah, kalimantan Barat, 10 kabupaten di Kalimantan Selatan: Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat: Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat: Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara: kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara: Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara: kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat: Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.

Berikutnya angin puting beliung juga melanda di Cirebon, Jawa Barat Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau serta sejumlah wilayah di Sumatera Utara dan Aceh.

Tanah longsor terjadi di Batam, Kepulauan Riau; Cianjur, Sumedang Jawa Barat; Manado, Sulawesi Utara; Kabupaten Lues, Aceh.

Masih juga ada bencana gunung meletus yaitu Gunung Sinabung di Sumatera Utara dan Semeru di Jawa Timur serta gempa bumi di Mamuju dan Majene di Sulawesi Barat.

Tidak hanya musibah dari bencana alam Indonesia juga di uji dengan cobaan wafatnya beberapa Ulama mu'tamad (Ulama rujukan Umat) yang setiap saat hadir sebagai lentera di tengah kegelapan yang menyelimuti kehidupan dunia saat ini.

Salah satu di antara ulama yang telah mendahului kita adalah Syeikh Ali Saleh Jaber, seorang Ulama yang ilmuan, saleh, mukhlis, dan insya Allah muhsin. Ulama yang selalu hadir dengan kesejukan dan penampilan moderasi sebagai jembatan pemersatu bagi seluruh elemen Umat dan bangsa. Syeikh Ali Jaber meninggalkan tidak saja Ilmu. Tapi yang lebih penting lagi adalah ketauladanan dalam mempertahankan keimanan dan keilmuan dalam bingkai akhlakul karimah. Bahwa seberat dan sepelit apa pun tantangan yang dihadapi, seorang Mukmin tidak boleh lepas kendali karakter moral seperti yang diajarkan secara prinsip oleh baginda Rasulullah SAW.

 Indonesia juga kehilangan Habib kharismatik dari Jawa Tengah, Al-Habib Ja'far bin Muhammad Al-Kaff yang wafat di kediamannya di Samarinda, Kalimantan Timur. Sebelumnya empat ulama kharismatik lebih dulu berpulang pada Kamis (3/12/2020) yaitu Al-Habib Thohir bin Abdullah Alkaff (Pengasuh Ponpes Darul Hijrah Tegal, Jawa Tengah); KH Qohwatul Adib Munawar (Pesantren Langitan, Jawa Timur); KH Faiq Robayan (Jepara, Jawa Tengah); dan Al-Habib Umar Bin Aqil Bin Yahya (Gresik, Jawa Timur)

"Sebagian tanda datangnya Hari Kiamat diangkatnya ilmu dan tinggallah kedunguan (kebodohan)."

Permisalan ulama di muka bumi seperti bintang yang ada di langit. Bintang dapat memberi petunjuk kepada orang yang berada di gelap malam, di daratan maupun di lautan. Jika bintang tak muncul, manusia tak mendapatkan petunjuk. Demikian sabda Nabi Muhammad Saw dalam satu hadisnya yang diriwayatkan Imam Ahmad.

Dai lulusan Mesir asal Kalimantan Selatan Ustaz DR Miftah el-Banjary mengatakan, seiring wafatnya para ulama, Allah angkat pula ilmunya kembali pada-Nya. Manakala Allah ingin mengangkat ilmu, maka dia wafatkan para ulama-Nya yang lurus.

Ketika ulama yang haq banyak wafat, ini pertanda Allah mencabut berkah ilmu. Tersisalah ulama simbolik yang tidak faqih. Ketika dimintai fatwa mereka berfatwa atas hawa nafsu.

"Satu orang pejabat meninggal dunia, selang beberapa hari sudah ada penggantinya. Tapi, satu orang ulama wafat, beberapa puluh tahun belum tentu ada penggantinya," 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun