Mohon tunggu...
Rosmale Gundhi
Rosmale Gundhi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hoping a better life with no party

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemuda Antara Visi dan Perubahan

22 September 2012   14:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:54 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jakarta Radar Indonesia (22/09/12). Pembangunan dan kesejahteraan kota modern sangat ditentukan oleh bagaimana visi pemuda yang ikut berperan di dalamnya. Pembangunan dan kemajuan juga ditentukan oleh bagaimana pola dan perilaku pemuda terhadap konsep perubahan menuju kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Untuk memahami peran dan visi kepemudaan terhadap pembangunan bangsa ke depan, Radar Indonesia sengaja menurunkan tulisan Sdr. Furqon Bunyamin Husein -Tokoh Muda yang aktif sebagai Ketua Umum di Forum Peduli Masyarakat Jakarta. Selamat membaca.


Pertumbuhan, kemajuan, perkembangan dan kesejahteraan masyarakat sebuah kota dan negara sangat identik dan paralel dengan perilaku, cara pandang dan visi pemuda. Di banyak peristiwa sejarah, kita terinspirasikan oleh kisah Muhammad Alfatih, Thoriq Ibn Ziyad, Usamah, Ali dan masih banyak lagi dari kisah yang lain. Pemuda dengan segala dimensinya merupakan energi baru yang menjadi mesin penggerak bagi keberlangsungan hidup sebuah masyarakat ke depan. Di punggung pemudalah harapan sebuah cita-cita besar itu diletakkan. Pemuda menjadi tumpuan bagi dan terhadap perubahan.
Pemuda dengan tugas dan harapan yang diembankan oleh masyarakat itu semestinya memiliki kapasitas yang dibungkus dengan visi dan pandangan terhadap fenomena politik, ekonomi, sosial, budaya yang berkembang. Pemuda harus mampu membaca situasi yang berkembang pada 4 hal utama ini agar visi dan gerakan yang diimplementasikannya kedepan sarat nilai bagi perubahan dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.Perubahan yang bermakna kesejahteraan dan tidak merobek nilai-nilai dan prinsip ideologis yang dianutnya.
Bila kapasitas pemuda yang diharapkan mampu mendobrak perubahan itu tidak memiliki dasar dan prisip yang jelas, maka perubahan nantinya hanya berupa gerakan yang penuh semangat tetapi tidak membawa perubahan yang diharapkan semula. Gordon Dryden dalam bukunya "The Learning Revolution" hal 148 mengagambarkan bahwa keberhasilan (sebuah perubahan)  itu merupakan gabungan antara gairah energitas dengan visi dan aksi. Gabungan inilah yang akan memberi sebuah kesuksesan. Pada halaman berikutnya, Gordon mengurai analisanya lebih tajam bahwa jika Anda memiliki gairah (energi) dan visi tetapi tanpa aksi, maka hal ini sama saja dengan melamun. Jika Anda memiliki visi dan aksi tetapi tanpa gairah maka pekerjaan Anda serba tanggung. Jika Anda memiliki gairah dan aksi tetapi tanpa visi maka Anda akan sampai di tempat yang keliru.
Dari penjelasan Gordon melalui buku "The Learning Revolution" yang ditulis setebal 556 halaman itu, di manakah posisi pemuda kita? Kalau kita cermati, kebanyakan pemuda di negeri ini tumbuh pada posisi ke tiga. Mereka tidak memiliki visi yang purna. Kalaupun ada, visi mereka justeru berseberangan dengan nilai perubahan yang diinginkannya. Karena sesungguhnya, perubahan dalam konteks kehidupan yang lebih luas adalah bermakna lahirnya sebuah kondisi masyarakat di sebuah tempat seperti yang dituangkan dalam pepatah jawa, 'Gemah ripah Lohjinawi" yang diikuti ketentraman dan kenyamanan dalam arti yang sebenar-benarnya.
Cara pandang dan dasar pemikiran pemuda sebagai landasan utama terbentuknya visi itu masih dipengaruhi oleh cara pandang ikut-ikutan belaka. Mereka tidak memiliki kerangka dasar sebagai alat nilai sehingga visi yang lahir tidak bisa dipertanggung jawabkan. Coba Anda tanyakan tentang visi dan perubahan kepada salah seorang pemuda yang ada di dekat Anda. Mereka akan menjawab dengan senyum dan malu karena tidak mampu memberikan jawaban yang jelas tentang arti dan maksud perubahan yang dipahaminya itu.Agar pemuda memiliki visi dan misi yang sesuai ideologi yang dianutnya dan tidak mengalami "Split Personality" antara visi dan ideologi maka para orang tua bertanggung jawab membangun character building sejak awal anak itu dilahirkan hingga memasuki usia pemuda. Jangan biarkan anak-anak muda kita dididik oleh character orang lain melalui media penyiaran, surat kabar dan aktifitas yang kemudian berseberangan dengan apa yang kita harapkan dari segi ideologi.
Pemuda hari ini adalah produk dari sebuah proses pendidikan yang dialami pada rentang waktu anak-anak dan usia remaja mereka. Maka visi pemuda sekarang seperti yang dituangkan oleh Gordon Dryden dalam bukunya itu,  hanya bermodalkan semangat dan aksi tanpa dibarengi oleh pemahaman yang benar tentang sebuah perubahan. Visi inilah yang kemudian mengantar kita ke tempat yang keliru.Wallohu a'lam bisshowab.
Sumber: http://www.radarindo.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun