Pelajaran krusial untuk memahami bahwa rancangan yang diajukan tidak selalu menjadi satu-satunya solusi, melainkan salah satu alternatif yang dipertimbangkan. Ini bukan tentang kegagalan desain, melainkan tentang realitas industri. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan seperti anggaran, ketersediaan material, kemudahan implementasi di lapangan, hingga preferensi developer yang mungkin sudah memiliki standar baku. Penulis sebagai calon desainer harus fleksibel dan siap untuk beradaptasi, memahami bahwa proses desain adalah kolaborasi dengan berbagai kendala dan prioritas.
Dengan pengalaman magang di PT Griyo Mapan Santoso ini, penulis kini memiliki gambaran yang lebih jelas, apakah penulis ingin bekerja sebagai lulusan desain interior yang berfokus sepenuhnya pada aspek desain, ataukah penulis lebih tertarik pada peran yang lebih banyak terlibat di lapangan, mengawasi implementasi dan berinteraksi langsung dengan proses pembangunan. Pengalaman ini memberikan penulis bekal untuk membuat keputusan yang lebih terinformasi saat nanti lulus. Ini bukan hanya tentang skill teknis, tapi juga tentang memahami preferensi penulis dalam lingkungan kerja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI