Mohon tunggu...
Talita Salsabila S.N.
Talita Salsabila S.N. Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Hobi: Travelling, edit foto dan video, menonton film, berfoto, dan mendengarkan musik :) dan masih banyak lagi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Media Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19

28 Oktober 2020   20:35 Diperbarui: 28 Oktober 2020   20:43 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by engin akyurt on Unsplash - Ilustrasi ketika belajar daring ketika pandemi COVID-19

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Halo para pembaca, Merhaba, Selamat datang di artikel pertama Talita :)

Di pembahasan kali ini, saya akan membahas mengenai apa sih media pembelajaran di masa pandemi COVID-19 ini? Sebelum kita memasuki pembahasan utama tentang media pembelajaran di masa pandemi COVID-19. Yuk kita tengok apa sih itu COVID-19.

Coronavirus Disease 2019  atau yang sering kita sebut sebagai COVID-19 merupakan jenis penyakit baru yang disebabkan oleh virus dari golongan coronavirus, yaitu SARS-CoV-2. Virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, tepatnya pada akhir Desember 2019. Kemudian, virus ini menyebar ke berbagai negara di seluruh penjuru dunia khususnya di Indonesia. Akibat yang ditimbulkan oleh COVID-19 ini, pemerintahan Indonesia membuat kebijakan-kebijakan yang akhirnya berpengaruh pada segala sendi-sendi bidang kehidupan, utamanya di bidang Pendidikan.

Lembaga Pendidikan dari berbagai jenjang yang sebelumnya melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka kini beralih menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara online sejak bulan Maret. Guru dan siswa yang sebelumnya melakukan pembelajaran secara tatap muka kini menghadapi semacam cultural shock terkesan tidak siap menerima perubahan mendadak ini.  Sebenarnya, secara umum ada sisi kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran secara online maupun tatap muka. Tidak ada yang lebih baik maupun yang lebih buruk dari kedua pembelajaran ini.

Dari pembelajaran secara tradisional atau tatap muka, kelebihan yang didapat yakni salah satunya semua pelajar minimal dapat mengakses tanpa harus menggunakan handphone, laptop, dan lainnya. Sekolah atau guru dapat memberikan fasilitas secara merata pada siswanya seperti guru menjelaskan materi menggunakan laptop yang dimilikinya dengan fasilitas LCD yang dimiliki sekolah. Atau paling minimal, tidak menggunakan semua alat-alat itu, cukup dengan hadirnya siswa di kelas dan guru yang menjelaskan materi serta siswa dapat bertanya langsung ke guru. Sehingga tidak ada kendala dalam komunikasi antara guru dengan siswa. Kekurangan dari sistem tatap muka ini tidak fleksibel seperti daring, tidak bisa dimanapun dan kapanpun. 

Sementara dari pembelajaran daring atau jarak jauh, kelebihan yang didapat yakni salah satunya seperti tadi, dapat diakses dimanapun dan kapanpun. Tidak terikat oleh tempat, siswa pun dapat melakukan menyicil kegiatan lainnya sembari mengikuti kegiatan pembelajaran mengajar. Hal itu sama seperti yang saya temukan di sosial media Tik Tok, seorang mahasiswa sambil mengikuti perkuliahan online dia juga menjalankan bisnis burger yang digelutinya sejak pandemi COVID-19. Akan tetapi, kekurangan dari daring ini yakni belum bisa diterapkan sepenuhnya di berbagai daerah di Indonesia. Ada yang tidak bisa mengakses karena kendala alat yang dimiliki, jaringan yang terkadang tidak stabil, dan masih banyak lagi.

Kembali ke judul yang kita bahas tadi, mengenai media pembelajaran di masa pandemi COVID-19. Media pembelajaran sendiri merupakan salah satu cara atau alat bantu yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Nah, lalu bagaimanakah media pembelajaran yang cocok saat pandemi seperti ini? Berdasarkan kejadian yang saya temui di lapangan, tepatnya di SMPN 12 MALANG.  Ketika saya sedang melakukan wawancara ke salah satu guru mata pelajaran IPS untuk kelas 7 dan 8, Bu Mardhiana. Ketika pembelajaran jarak jauh, Bu Mardhiana menggunakan aplikasi Google Classroom dan Quiziz, yang sebelumnya sekolah mengadakan pelatihan di Aula sekolah didampingi kurikulum, pengawas, kepala sekolah, dan kepala dinas. Bu Mardhiana menggunakan Google Classroom untuk pengumpulan tugas dan penyampaian materi. Sementara Quiziz untuk Ujian. Sementara itu, aplikasi Whatsapp dipilih karena mudah diakses, di aplikasi Whatsapp ini Bu Mardhiana menggunakannya untuk pemberitahuan materi, tugas-tugas, dan lain sebagainya. Sementara untuk absen, didapat dari tugas sehari-hari. Untuk materi yang dibagikan untuk siswa berupa file PPT kreatif, video pembelajaran dari youtube agar dapat menunjang pembelajaran. Adapun masalah yang dilalui oleh Bu Mardhiana yakni ada yang belum mengerjakan padahal sudah ditagih lewat Whatsapp, ada yang tugasnya dikerjakan oleh orang tuanya. Namun itu semua tidak menjadi kendala bagi Bu Mardhiana untuk menyampaikan materi pelajaran. 

Baik, itulah penjelasan saya mengenai media pembelajaran di masa pandemi COVID-19. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf bila ada salah kata. Sampai jumpa di artikel berikutnya. Jangan lupa tuliskan komentar membangun kalian, share, dan like, agar saya semangat nulisnya :) Thank you

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Güle güle, sampai jumpa :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun