Di tengah gempuran digital. Penawaran kecanggihan teknologi tiada hendi. Arus informasi tak pandang lokasi dan kepada siapa ia harus berlabuh. Bagi Generazi Z tentu arah hidup semakin kabur, andai saja pakem-pakem dari para pendahulu tidak dipelajari. Tapi apakah sesederhana itu untuk mempelajari ajaran para pendahulu? Apakah cukup hanya dengan mempelajari, tanpa mengamalkan? Atau harus bagaimana? Juga jika belajar tanpa adanya guru, justru akan tersesat?
Pertanyaan demi pertanyaan itu melambung tinggi seiring waktu nyaris habis diterjang ombak gawai. Saya memang tidak memiliki data pasti berapa jam seseorang menghabiskan waktu dalam 24 jam hanya berada di depan gawai. Tentu ada perbedaan mencolok dengan generasi sebelumnya. Beda lagi dengan kondisi batin seseorang di masa kini.
Nah, tulisan di bawah ini, yang di share oleh salah seorang anggota grup WA, cukup membantu untuk memahami itu. Selamat membaca.
Tasawuf untuk Gen-Z: Menemukan Ketenangan di Era Digital:
Ketika Scroll Tak Berujung Meninggalkan Jiwa yang Hampa
Oleh: Robert El Royyan
Pernahkah kamu merasa kosong setelah berjam-jam scrolling media sosial? Atau merasa cemas tanpa sebab yang jelas meski hidup terlihat "sempurna" di Instagram story? Welcome to the club, Gen-Z. Kamu tidak sendirian dalam pergulatan ini.
Generasi yang lahir di era internet ini menghadapi paradoks yang unik: dunia semakin terhubung, namun jiwa semakin terputus. Informasi berlimpah, namun kebijaksanaan langka. Stimulasi berlebihan, namun ketenangan menghilang. Inilah yang para sufi klasik sebut sebagai "ghaflah" ketidaksadaran spiritual yang membuat manusia lupa akan hakikat sejatinya.
Kebijaksanaan klasik untuk Jiwa Modern
Tasawuf, atau sufisme, bukanlah praktik esoterik yang hanya untuk para pertapa di gua. Ia adalah ilmu pengetahuan jiwa yang telah teruji selama lebih dari seribu tahun. Bayangkan: ketika dunia masih menggunakan pedang, para sufi sudah memahami neuroplasticity dengan istilah "tazkiyatun nafs" (penyucian jiwa). Ketika psikologi modern baru mengenal mindfulness, para sufi telah mempraktikkan "muraqabah" sejak abad ke-8.