Mohon tunggu...
Agung Soni
Agung Soni Mohon Tunggu...

Bismillah...Alhamdulillah Wa syukurillah

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pria Pecundang Tak Pernah Bisa Jaga Marwah Perempuan

13 Desember 2014   06:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:24 1313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pecundang sejatinya tak pernah bisa menghargai apa yang dianugerahkan Tuhan kepadanya. Ia selalu memberi ekspresi buruknya dengan penuh emosional. Saat masih menjadi santri di sebuah madrasah, saya ditinggal oleh ustadzah saya karena ia dibunuh oleh seorang lelaki pecundang yang kegede rasanya terlalu berlebihan dan menganggap ustadzah saya sebagai pacarnya. Padahal kenyataannya ustadzah saya menganggapnya ia sebagai teman biasa. Karena cinta bertepuk sebelah tangan, ia kecewa dan membunuh ustadzah saya. Inilah contoh pria pecundang.

Dan malam ini saya mendapat kabar tentang meninggalnya Kompasianer Istanti yang seorang guru dengan wafatnya dalam keadaan mengenaskan setelah dirampok. Ristanti tengah berbadan dua, dan umur kehamilannya sudah 8 bulan. Sebuah kenyataan yang membuat saya dan banyak orang marah, geram dan mengutuk sekeras-kerasnya kepada sang jagal itu.

Ya, kembali lagi kita mengarah pada satu kenyataan di dunia nyata sana yang menggambarkan bahwa banyak pria masih belum bisa menjaga marwah perempuan. Ia tak bisa memberi perlakuan halus dan lembut seperti dirinya memperlakukan ibunya sendiri.

Marwah adalah integritas yang ada dalam diri seorang perempuan. Harga diri, kehormatan, kesucian, kebaikan, kelembutan adalah marwah yang melekat pada seorang perempuan.

Bersikap lembut dan menjaga tetap lembut kepada perempuan adalah salah satu cara menjaga marwah itu.

Ada satu kata penting yang diajarkan seorang guru SD kepada saya saat ia masih mengajar saya di Jayapura dulu. "Jika kamu ingin disayangi ibumu, maka jagalah marwahnya. Ia tidak suka jika kamu membantah, karena hatinya akan terluka. Ia tidak suka kamu nakal, karena merasa ucapannya selama ini sia-sia. Ia tidak suka kamu menentang kata-katanya saat kamu berbeda pendapat dengannya. Ia suka bila kamu diam, mendengarkan dan berbakti kepadanya".

Ya satu kata, "Marwah" itulah kata kunci dari seorang perempuan yang sering dilanggar para lelaki.

Jangan sampai seorang perempuan membenci dirinya sendiri karena ia merasa tidak berhasil hidup bersama seorang pria yang tidak pernah mencintai nya selama ini. Karena pria itu terus membenci perempuan yang selama ini sudah memberi cintanya, kasihnya, hingga tubuhnya bahkan memberinya keturunan !

Marwah perempuan adalah integritas cinta, kasih, harga diri, kebaikan dan kehormatan yang ada dalam diri perempuan dan lelaki tidak bisa seenaknya melemparkan marwah itu kedalam tong sampah dengan melecehkan istrinya, kekasihnya, sahabatnya, bahkan teman atau kenalannya.

Bahkan jika engkau menuliskan atau menggambar sebuah hal berbau pornografi dengan menonjolkan perempuan sebagai obyek seksualitas maka sesungguhnya engkau sedang menelanjangi ibumu, istrimu atau anak perempuan mu sendiri. Itulah yang saya tak pernah setuju ketika harus berteman dengan seorang pecundang yang tertawa di atas derita seorang perempuan yang dijadikan obyek deritanya.

Dan maaf, itu pun jangan salahkan perempuan lagi, ketika engkau menyebut bahwa perempuan yang menyebabkan seorang pria berbuat tak senonoh. Ah, sebegitu dangkalnya kah hatimu kepada ibumu ? Walau ibumu berpakaian tertutup , berjalan takut dan menjauhi keramaian , apakah kau tetap akan menerima jika ia ditepuk atau dipanggil-panggil dengan kurang ajarnya oleh gerombolan penggangguran yang duduk di pinggir jalan ? Jangan salahkan ibumu. Itu karena masih ada pria pecundang yang tak pernah bisa menjaga marwah perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun