Untukmu, guru yang tak dianggap, jasamu tetap mulia, takkan lekang oleh waktu yang lampau.
Saat badai kehidupan menerjang, Dan rasa takut mulai menghantui, Ingatlah bahwa kau tak sendiri
Rambut yang hitam legam, kini mulai memutih. Kerutan di wajah, tanda waktu yang tak terelakkan.
Jangan Pernah Berubah. Di dunia yang fana ini, banyak hal yang selalu berubah.
Rasakanlah, denyut jantungmu sendiri, rasakan, kepada siapa dia berdebar:memilih dan menemukan cinta yang tulus tanpa pamrih
Puisi tentang hati yang sedang sedih. Meskipun sedih tapi orang lain tak perlu tahu. Pasrahkan dan berdo'a saja kepada Tuhan yang punya segala nya.
Dalam keheningan malam yang sunyi. Kuajak langkah di lorong kehidupan.
Tetaplah berjalan di jalan kebenaran, meski angin berhembus keras menyilang
Walau belum pernah melihat tetaplah percaya akan kebaikan di dunia dan di hati manusia
aku ingin menjadi rayap menanggalkan sayap dan bersembunyi di bawah tanah yang gelap
Rindu yang samar Dibalik wajah sangar Walau setitik terpancar Duka itu tetap cecar
Kelautan adalah potensi bangsa ini. Kita harus berbenah, dengan cara saling mendukung. Dan mendoakan semoga pemimpin kita benar-benar amanah
Semua rasa telah kutuang ke dalam doa, selaksa asa yang terpendam, kuperam pada satu munajat cinta.
Nikmat di pagi hari adalah nikmatkarunia nya. Marilah kita tetap bersyukur atas anugrah yang diberikam
Hidup ini penuh perjuangan dan persaingan seperti ranting-ranting. Jalanilah
Hati yang bimbang, overthinking, dan tetap melanjutkan kehidupan
Bagaimanapun kau orang yang mustakim
Puisi Peri Kecilku. Tangannya yang mungil menggapai harapan
Siapa aku Siapa kamu kenapa begitu bersinar Aku adalah aku yang sedang berproses dan Aku bangga jadi aku