Semampang layar berselimut saljuDahaga riuh yang terombang-ambing banyu
Puisi tentang kadang menggenggam lebih menyakitkan daripada melepaskan.
Setiap tanda yang mengusik, kewaspadaan jangan lena. Seperti apa? Sila baca puisi ini sampai tuntas.
Keluarlah dari sembunyimu wahai roh para pujangga purba,bangkitlah dari sisik-sisik batu,dari lipatan-lipatan kitab tua
Hei, para yang terbit dan terbenam di kematian!yang cuma berjatahkan rasa lapar, haus dan rasa sakit.
Toxic positivity versus positive thinking.
Tak kutahu 'kan hari esok. Apakah senyuman langit masih secerah biru yang mencumbu putih, ataukah mendung yang bermain hujan lalu basah dengan air mat
Terjatuh karna tersandungaku mampu mengangkat wajah, tapi jika akhirnya aku terpuruk dengan cacianaku sadar aku lemah
/1/Matamu rintih dapurtempat lidahmu menceraplezatnya rasa cemburuMataku benam lumpurtempat hatiku mencicipsepatnya rana sengsara/2/Matamu empuk kasur
Belajarlah segera mungkin, sebelum belajar dilarang. Jangan jadikan penjelasan di atas sebagai patokan. Tapi berkaryalah dulu, lalu tentukan karya kit
Menuai Rindu di Hati (Sumber foto: https://lifestyle.bisnis.com)Ingin kutitip rindu,Pada Oktober pertama atau keduaAtau mungkin pada Oktober ketigaYan
Sahabat pendamai hatiku, Terasa benar waktu-waktu berlalu bersamamu...
Laskar Pelangi (Sumber foto: https://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/pengakuan-ikal-laskar-pelangi-jelang-kematian-verrys-yamarno-cd50d8.html )Mat
Kita hidupKita bernafasKita memiliki hatiKita memiliki jantungEngkau dan aku samaBagai Romeo and julietEngkau wanita secantik mawarAku laki-laki sebur
EntahMau sampai kapan sandiwara iniApa kau tak lelahApa kau senangHidup penuh sandiwaraApa kau begitu menikmatinyaKau dan akuKita adalah minyak dan ai
Langit seolah menangisAngin berhembus mendobrakCahaya keluar dari langitLangit bergemuruh hebatOhh hujanEngkau membawa bahagiaEngkau membawa sedihNamu
Jangan biarkan hujan di makam berlalu tanpa senyum