Dear Juli, Izinkan saya menangis, diam dalam jeda & lalu melangkah lagi. Bukan karena tak bahagia menyambut hadirmu, hanya ingin lebih siap & tangguh
Menangislah… karena air mata mungkin satu-satunya yang tersisa, Ketika kata-kata tak lagi berdaya menghadapi kezaliman,
air mata bicara keluarkan semua akan lenyap semua beban di dada
Video ini dipersembahkan bagi penyuka puisi yang lebih suka mendengarkan puisi daripada dengan membacanya sendiri. Selamat mendengarkan.
Langit murka, bumi menggeliat,Tsunami, gempa, badai mendekat,Manusia kehilangan harapan,
Menangislah, agar kau bahagia,Biarkan air mata itu membawa kedamaian
Sebelum rasa hilang dari dada,Sebab air mata adalah kejujuran,Yang tak boleh dirampas oleh dunia
Menangislah bangsakku, di dalam kabut gelap, Tangis ibu-ibu menggendong anak, Mencari susu bagi anaknya.
Teruslah berdoa... Karena dalam 'terusmu' itu terdapat 'percaya', semakin 'terus' maka semakin 'percaya'.
Kita tidak bisa selalu kuat, bersabar juga memiliki sekat, sesekali menunjukkan lemah bukan musibah.
Ternyata air mata begitu dibutuhkan dalam berbagai kondisi
isak tangismu menggugurkan luka berbekas dikedalam hati tak terbuka sepatah kata mencuat derai air mata
Siapa tahu? 5 tahun berjalan tabu Ujung demi ujung hanya terbagi separuh kue di pinggir nama dengan mati rasa.
Banyaklah minta ampun kepada Allah kita hidup di hari terakhir
Sebuah ungkapan hati sahabatku yg kehilangan belahan jiwanya ,namun saa ini belahannya sdh menyatu kembali
Menangislah untuk rakaatmu yang pendek, seakan itu melindungimu saat tegak di mahsyar
Terima kasih atas segala perjuanganmuuntuk membuat bahagia dirimu dan orang sekitarmu.