Rintik rintik derita merasuki jasadku, Menggigil tubuh menahan demam
Ada doa di setiap malam yang terlantunkan perlahan dan berbisik
Sebatang pohon bodhi berdiri kokoh, Tegak tinggi menjulang menantang langit, Bersiap menerjang lawan yang menghadang
Sajak ini berisi tentang keragu raguan penulis terhadap hatinya
Sudah lama tak jumpa. Sampai ku lihat lumut disekitar rumah. Bagaimana kabarmu dan tanamanmu?
Waktu berjalan cepat Raga semakin lambat Aku yang ditempat Berharap selalu sempat
Waktu berlalu sangat cepat Baru saja pagi dan sudah malam lagi
Bahwa semua yang menarik itu belum tentu cocok untuk kehidupan kita maka jangan mudah tergoda.
Dalam perjalanan hidup kadang kita merasa tertekan Derasnya badai dan tantangan membuat semangat terkikis
Keindahan bunga itu telah hilangKarena layu dan rapuh diterpa badaiSungguh malangTak seperti dulu lagi
Pancaroba dan dinamika hubungan dengan segala proses di dalamnya mengantarkan pada komitmen menjadi sepasang kekasih.
Untuk mengatasi tanaman yang layu, harus berhati-hati dalam mengidentifikasikannya agar tidak salah dalam menangani hal tersebut.
Dikau yang lesu sedang butuh semangat baru
Ini pagi yang sama Kau duduk di kursi favoritmu Sambil menyesap kopi seduhanku
Mahasiswa KKN pergi ke kantor BPP yang berada di kecamatan Tempursari.
Kerinduan adalah perihal kepasrahan ketika temu tak menjadi jawaban
Bunga malam itu layu cintaku padanya tidak cukup, Aku sedang mencari embun lain, pagi yang cerah lainnya