Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ke Mana Mood Menulisku Pergi?

2 April 2020   15:25 Diperbarui: 2 April 2020   15:34 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Tabrani Yunis

Sejak merebaknya virus corona alias Covid 19, mood menulisku  ikut menghilang. Buktinya, hanya tidak satu pun tulisan yang  di-posting di Kompasiana selama ini.  Padahal, kerinduan menulis itu ada. Namun, entah mengapa hingga tulisan ini ditulls pun, mash kelimpuangan. Padahal, pagi tadi, Kamis 2 April 2020, usai melakukan aktivitas alternatif , berkebun di sekeliling rumah, selama masa  stay at home, work at home dan bahkan study at home, aku memutuskan untuk ke POTRET Gallery, membuka toko  melayani para pelanggan yang memesan beberapa barang mainan edukasi.

Dalam perjalanan dari rumah ke POTRET Gallery, suasana jalan tampak tidak seperti biasanya, yang ramai dengan orang-orang dan berbagai jenis kenderaan. Bahkan di jalan Prof. Ali Hasyimi, jalan yang biasanya ramai, karena ini jalan utama orang lulu lalang pergi dan pulang kantor di hari-hari kerja, juga tampak sangat lengang dari kenderaan yang lewat. Padahal, jalan ini selama ini termasuk kawasan yang bisa dikatakan tidak pernah tidur, karens di kawasan ini banyak tempot kuliner, seperti warung kopi, cafe  yang selalu penuh pengunjung, hingga menjelang pagi. Kini sepi.

Warung-warung dan cafe tersebut terpaksa tutus mengikuti perintah yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Suasana ini mengilhamiku untuk menulis tenten dampak Covid 19 terhadap pola ngopi orang Aceh. Sayangnya, ide itu måndeg dan tak tertulis.

Lulu, kutinggalkan laptop dan aku kembali menggunakan handphone untuk merespon status yang direspon kawan-kawan. Anehnya, ide untuk merespon apa yang disampaikan teman-teman terus meluncur satu per satu.

Sementara ide yang kudapat tådi pagi, hingga kini masih tenggelam dan terbenam di balik pikiran. Hal ini, membuat hati bertanya-tanya, apa yang membuat ide itu tidak bisa dikembangkan. Apakah ada kaitannya dengan aktivitas alternatif yang aku lakukan? Apakah aktivitasku pagi-pagi mencungkul tanah, membuat pematang atau bedeng-bedeng untuk kutanami bayam, kangkung dan lain-lain, termasuk tanaman rambutan, jambu, jeruk dan lainnya di sekeliling rumah? 

Jelas tidak mungkin. Tapi, aku tétap tidak melahirkan satu tulisan pun. Tadi malam, sebelum tidur, aku membaca buku dengan maksud mendapat ide yang akan kutulis. Sayangnya, karena badan terasa lelah, mata pun ikut mengantuk. Ya, sudahlah, berarti memang mood yang seharusnya hadir menyemangatiku menulis itu, pergi. Tapi kemans mood menulisku pergi? Ada yang bisa bantu? Berikan aku saran ya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun