Pagi-pagi,kami telah bangun. Ya tentu saja dibangunkan oleh sejuknya udara pagi di Trogen. Udara di luar rumah tampak sangat dingin. Kabut putih menutupi di seluruh perbukitan Trogen. Usai sarapan pagi yang hanya menikmati roti dengan selai dan segelas susu, kami berjalan ke arah barat untuk menikmati kecerahan. Menatap indahnya panorama desa Trogen pagi itu.
Hari ini, tanggal 13 Agustus 2005 delegasi dari beberapa Negara telah tiba. Hanya saja delegasi dari Plaestina yang belum tiba. Pada hal pada pukul 11.00 waktu setempat, acara pembukaan atau opening ceremony dimulai.
[caption caption="Damian yang menjemput kami di bandara dan menjadi coach selama kegiatan berlangsung"]
Sekitar 2 jam sebelum acara pembukaan dimulai, Damian datang ke rumah nomor 9. rumah yang diberikan nama dengan sebutan Alba. Sebuah kata yang mengenangkan aku pada nama anak ku Albar yang telah pergi ke haribaan Allah pada tanggal 26 Desember 2004 tatkala bencana tsunami menghancurkan sebagian darataan pantai Aceh. Di ruang makan, Damian memberikan pengarahan tentang acara pembukaan. Pada acara pembukaan itu, akan ada acara perkenalan dengan menampilkan wakil dri setiap Negara. Dari Indonesia, kami menunjuk Irma, anak kelas III IPS 1, SMA Negeri 3 Banda Aceh. Irma sangat senang karena ia ditunjuk mewakili 9 temannya yang lain.
Lebih kurang 10 menit sebelum acara pembukaan dimulai, kami berjalan menuju lokasi tempat acara pembukaan. Acara itu ditempakan pada sisi bukit, yang sudah dibuat sebuah panggung dan sejumlah tempat duduk yang panjang. Tiba di tempat acara, kami melihat sudah banyak orang yang datang. Mereka menempati tempat duduk yang telah disediakan. Para tamu berdatangan dari berbagai tempat. Tamu-tamunya adalah orang-orang terkenal. Ada sejejeran nama tenar di Swiss seperti Brigita Gadient, Walter Fust, Beni Thumheer, Bernhard Russi dan lain-lain. Dari Indonesia juga ada. Mereka undangan dari kedutaan Indonesia di Swiss.
Kami bertemu dengan Bu Budi dan kemudian diperkenalkan dengan Marsita. Beliau mengundang kami untuk datang ke kedutaan di kota Bern, untuk merayakan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia yang ke 60. Waktu kami masih ada beberapa hari lagi untuk bisa menikmati Swiss saat itu. Perjalanan di Swiss masih belum selesai. Masih banyak yang menarik untuk diceritakan. Aku sangat ingat dengan ungkapan orang Swiss yang dituliskan di kaos. “Everyone loves Switzerland”.