Mohon tunggu...
Tabita Larasati
Tabita Larasati Mohon Tunggu... Desainer - disainer

suka jalan-jalan dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersama Jaga dari Radikalisme

26 Oktober 2019   18:13 Diperbarui: 26 Oktober 2019   18:15 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini banyak orang yang sensitive dengan apa yang dikatakan dengan radikalisme. Konon radikalisme sudah banyak masuk secara dalam ke berbagai lini di negara kita.

Kita tentu pahami banyak pihak yang melihat banyak pegawai negara yang ternyata memahami agama sebatas kulit sehingga mereka salah mengartikannya. 

Mereka menganggap Indoensia harus sama dalam semua lini, termasuk agama. Kita bisa melihat bagaimana para pegawa negara itu memperlakukan secara berbeda pegawai lain atau orang lain yang berbeda keyakinan. Baik dalam lingkungan kantor maupun di luar lingkungan kantro seperti pengajian-pengajian.

Pengajian pun sering salah arah karena ternyata banyak guru ngaji , ustaz maupun hal lainnya terafiliasi dengan ajaran radikal. Ini tentu sangat membahayakan negara kita . Kita tahu bahwa Indonesia terdiri dari berbagai keragaman mulai dari keyakinan, bahasa, etnis dan lain sebagainya. Sehingga upaya pemaksaan untuk hal yang sama tentu hal yang mustahil.

Para ustaz mungkin perlu kita lihat lagi apakah mereka memahami ajaran Al Qur'an dengan baik dan benar atau hanya di 'kerongkongan' saja. Karena jika pahami al Quran sampai kerongkongan saja, maka yang diajarkan  kepada umat adalah  ajaran yang tidak sejalan dengan yang dimaksudkan oleh Allah. Kita semua tahu banyak pemuka agama salah dalam menerjemahkan satu ajaran. Ini tentu akan membawa implikasi yang tidak pada tempatnya.

Kita juga melihat di bidang pendidikan. Banyak lubang yang ditinggalkan sehingga radikalisme masuk. Terutama pengaruh para pengajar yang memahami agama belum paripurna sehingga pemahamannya sala atau tidak tepat. Mungkin kita ingat buku-buku yang ditemuka di beberapa tempat di jawa Barat yang terindikasi ajaran radikal. Padahal itu adalah bahan ajar untuk pendidikan setingakt SD. Sehingga kita bisa kita simpulkan bahwa banyak pihak yang salah dalam menerjemahkan ajaran agama tetentu sehingga bisa dikatagoirikan sebagai radikal.

Situasi seperti ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kita. Dengan membiarkan kondisi ini terjadi, maka bisa kita pastikan dalam beberapa tahun lagi, masyarakat juga akan terpapar  radikal dan tak mudah untuk membawaya kembali ke track yang benar. Karena itu lebih baik bagi kita untuk mencegah faham itu menyebar dengan massif.

Karena itu kita jangan gampang tersinggung jika pemerintah mengatakan soal bahaya radikal. Karena jika tidak ada penanganan yang baik, akan menjadi lebih besar dan lebih bahaya. Jika lebih besar maka kita berada di situasi yang benar-benar tidak bisa ditanggulangi lagi. Karena itu mari kita sama-sama menjaga bahaya dari radikalisme ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun