Misalnya saya mulai dari foto (yang dicetak di baliho) dengan bentuk standar. Yaitu foto orang memandang ke depan (ke arah kamera), dengan senyum tersungging di bibir. Menurut saya, seumumnya senyuman foto orang-orang di baliho itu boleh dibilang agak kaku.Â
Sebenarnya, saya maklum juga kalau senyuman terlihat agak kaku. Karena pengalaman saya sendiri ketika membuat foto untuk KTP atau ijazah, agak sulit memang untuk membuat senyuman sewaktu difoto. Saya merasa sedikit malu, apalagi di depan tukang potret.Â
Memang sih, foto tidak harus senyum kalau tidak bisa. Akan tetapi, kalau fotonya cemberut kan juga tidak enak untuk dilihat.
Lalu ada lagi, yaitu selain foto yang diambil dari arah depan, ada juga foto yang diambil dari arah sisi kiri atau kanan badan. Entah mengapa posisi arah pengambilan fotonya seperti itu. Mungkinkah dia mau menyembunyikan sesuatu, di sisi yang tidak terlihat pada foto? Sehingga, arah foto dari salah satu sisi badan menjadi pilihannya?
Bahkan ada yang unik, yaitu foto di baliho sengaja dipasang secara terbalik. Entah apa yang dipikirkan sehingga memasang fotonya terbalik. Kalau dilihat kata-kata yang ditulis, calon yang fotonya dipasang di baliho "katanya" siap kerja jungkir balik untuk rakyat.
Boleh juga sih idenya untuk mengungkapkan bahwa dia mau jungkir balik bekerja dengan memasang foto terbalik. Tetapi apakah kerja jungkir balik (nantinya kalau dia terpilih), semudah memasang foto dengan terbalik di baliho? Tentu hal itu tidak bisa kita lihat (buktikan) sekarang. Harapan saya sih, mudah-mudahan saja bukan jalan pikirannya yang jadi terbalik, setelah terpilih nanti.
Ada juga yang berpose dengan tangan mengepal, atau tangan terangkat ke atas seperti orang yang ingin menghentikan angkot. Bahkan ada yang tangannya memberi hormat. Ada juga yang membuat simbol-simbol dengan jari tangan. Jumlahnya pun bermacam-macam, ada yang tiga, empat, bahkan dengan dua tangan untuk bilangan enam, tujuh dan seterusnya.
Saya teringat, dahulu sewaktu masih kecil saya senang mainan bayangan. Caranya dengan menyinari tangan dan melihat bayangannya. Jari-jari dibentuk sedemikian rupa, sehingga kalau senter diarahkan ke tangan, maka bayangannya bisa terlihat seperti (menyerupai) burung, Kelinci, Banteng dan sebagainya.
Kemudian saya membayangkan, mungkin kalau jari-jari yang diperagakan oleh orang yang fotonya ada dibaliho itu disinari dengan senter dan kemudian kita melihat bayangannya, maka jumlah jari dibayangan bisa saja lebih atau kurang dari yang sebenarnya. Atau, mungkinkah bayangannya bisa berubah menjadi wujud makhluk yang mengerikan? Kalau itu terjadi, seram juga ya.
Namun walaupun seram, saya ingin tertawa membayangkannya (jangan larang saya tertawa ya?). Kenapa ingin tertawa? Karena kita tahu orang-orang yang fotonya ada dibaliho itu, setelah mereka terpilih nanti, terkadang apa yang diucapkan (janji), lain dengan apa yang dilakukan (perbuatan). Jadi bisa dikatakan bahwa, apa yang tampak dari luar (seperti bilangan yang dibentuk dengan jari-jari mereka itu), bisa saja merupakan kamuflase dari jati dirinya.